BPS Catat Kemiskinan di Aceh Bertambah, Ini Sebabnya
Font: Ukuran: - +
Gambar ilustrasi. [Foto: Net]
DIAELKSIS.COM | Banda Aceh - Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, tercatat bahwa jumlah penduduk miskin di Aceh selama periode Maret-September 2022 mengalami penambahan atau setara dengan 818,47 ribu orang.
Statistisi Ahli Madya BPS Aceh, Dadan Supriadi mengatakan, angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 11,7 ribu orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2022 yang jumlahnya 806,82 ribu orang atau 14,64 persen.
“Jumlah penduduk miskin di Aceh pada September 2022 mencapai 818,47 ribu orang,” kata Dadan dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (17/1/2023).
Kemudian, lanjut Dadan, perbandingan kemiskinan di Aceh antara perkotaan dan pedesaan mengalami kenaikan. Penduduk miskin di pedesaan saat ini berjumlah 17,06 dari 16,87 persen. Sedangkan di perkotaan 10,35 persen dari 10,31.
“Penduduk miskin di pedesaan mengalami kenaikan sekitar 8,00 ribu orang, sehingga jumlahnya menjadi 621,52 ribu orang. Sedangkan di perkotaan naik 3,63 ribu orang, sehingga jumlah penduduk miskin di kota menjadi 196,95 ribu orang pada September 2022,” jelasnya.
Adapun sejumlah fenomena yang menjadi penyebab meningkatnya angka kemiskinan di Aceh, kata dia, seperti inflasi dari tahun ke tahun yang terjadi pada September 2022 sebesar 7,38 persen, jauh lebih tinggi dibanding Maret 2022 (3,62 persen).
“Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau yakni 7,93 persen dan transportasi sebesar 21,00 persen. Angka inflasi menggambarkan rata-rata perubahan harga,” ujar Dadan.
“Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan garis kemiskinan, sehingga jika peningkatan garis kemiskinan ini tidak mampu diikuti oleh peningkatan konsumsi tentu akan berpotensi meningkatkan angka kemiskinan,” tambahnya.
Lebih lanjut, kata Dadan, komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan. Di antaranya adalah beras, rokok kretek filter, dan ikan tongkol/tuna/cakalang.
“Sedangkan untuk komoditi bukan makanan yang berpengaruh terhadap nilai garis kemiskinan adalah biaya perumahan, bensin dan listrik,” ungkap Dadan.(Haba Aceh)