BPS Aceh Rilis Pertumbuhan Ekonomi Aceh Februari 2020
Font: Ukuran: - +
Kepala BPS Aceh Ihsanurijal memaparkan perkembangan pertumbuhan ekonomi bulan Februari 2020 di Kantor BPS Aceh, Senin (2/3/2020). [Foto: Diskominfo Aceh]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh merilis berita perkembangan pertumbuhan ekonomi bulan Februari 2020 di kantor Badan Pusat Statistik Aceh, Senin (2/3/2020).
Kepala BPS Aceh Ihsanurijal dalam paparannya mengatakan laporan pertumbuhan ekonomi mencakup laporan inflasi, nilai tukar petani, harga produsen gabah, ekspor-impor, transportasi, pariwisata Januari 2020, serta luas panen dan produksi padi di Aceh 2019.
Ihsan menyebutkan inflasi yang terjadi di Aceh gabungan dari 3 kota yaitu, Meulaboh 5,23%, Banda Aceh 2,76%, Lhokseumauwe 2,46%, dan Provinsi Aceh 3,00%.
Selanjutnya, berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah Provinsi Aceh pada Februari 2020, dihasilkan NTP sebesar 99,20 atau mengalami penurunan indeks sebesar 1,87%.
"Hal ini disebabkan indeks yang diterima petani (IB) menurun sebesar 1,34%, sementara indeks yang dibayar petani meningkat sebesar 0,54%," katanya.
Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumah tangga di beberapa daerah pedesaan dalam Provinsi Aceh selama Februari 2020, terjadi inflasi di pedesaan sebesar 0,67%.
"Untuk harga produsen gabah Februari 2020, harga gabah kualitas GKP ditingkat petani menurun 0,04% atau senilai Rp 1,94 menjadi Rp4.952,08 per kilogram," sebutnya.
Sedangkan di tingkat penggilingan kata Insan, harga GKP meningkat 0,03% atau sebesar Rp 1,59 menjadi Rp5.027,08 per kilogram. Sementara itu untuk ekspor impor Januari 2020, Kepala BPS Aceh mengatakan Nilai ekspor barang asal Provinsi Aceh mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan bulan Desember 2019, Nilai ekspor Provinsi Aceh US$29.662.158 atau mengalami peningkatan 5,79%.
Nilai impor Provinsi Aceh pada bulan Januari 2020 tercatat US$ 1.513.420, nilai ini mengalami penurunan 52,88% dibandingkan bulan Desember 2019. Neraca perdagangan Provinsi Aceh pada bulan Januari 2020 mengalami surplus US$28.148.738, atau mengalami peningkatan 13,39% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
"Persentase perubahan neraca perdagangan secara year on year (Januari 2020 terhadap Januari 2019) mengalami peningkatan 57,01%," jelasnya.
Kemudian, untuk laporan transportasi Januari 2020, jumlah penumpang yang tercatat di Bandara Sultan Iskandar Muda mencapai 82.390 orang, atau mengalami penurunan 8,36% jika dibandingkan bulan Desember 2019. Secara total di Provinsi Aceh, jumlah penumpang pada bulan Januari 2020 mencapai 93.555 orang, mengalami penurunan dibandingkan bulan Desember 2019 sebesar 8,51%.
"Penumpang Internasional yang berangkat dari Provinsi Aceh melalui Bandara Sultan Iskandar Muda pada bulan Januari 2020 sebanyak 12.146 orang, mengalami penurunan 6,16% dibandingkan bulan Desember 2019," ungkapnya.
Penumpang Internasional,sebut Ihsan, yang datang pada bulan Januari 2020 sebanyak 12.522 orang, mengalami penurunan 1,58% jika dibandingkan bulan Desember 2019.
Jumlah penumpang angkutan laut terbanyak pada bulan Januari 2020 terdapat pada Pelabuhan Ulee Lheue yaitu tercatat 92.891 penumpang, mengalami penurunan 7,50% terhadap bulan Desember 2019. Secara total di Provinsi Aceh, jumlah penumpang pada bulan Januari 2020 mencapai 194.684 orang, mengalami penurunan 6,14% dibandingkan bulan Desember 2019.
Untuk pariwisata, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk melalui pintu kedatangan di Provinsi Aceh pada bulan Januari 2020 sebanyak 3.982 orang atau mengalami penurunan 36,16% dibandingkan dengan bulan Desember 2019.
Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Provinsi Aceh pada bulan Januari 2020 sebesar 35,36% mengalami penurunan 4,73 poin dibandingkan bulan Desember 2019. Sedangakn TPK akomodasi lainnya pada bulan Januari 2020 sebesar 32,87%, mengalami peningkatan 3,73 poin jika dibandingkan dengan bulan Desember 2019.
Untuk luas panen dan produksi padi di Provinsi Aceh 2019, Luas panen padi di Provinsi Aceh diperkirakan 310,01 ribu hektare dengan produksi 1,71 juta ton GKG. Jika dikoversikan menjadi beras, produksi beras di Provinsi Aceh pada 2019 mencapai sekitar 682,57 ribu ton. Luas panen padi di provinsi Aceh pada 2019 diperkirakan sebesar 310,01 ribu hektare atau mengalami penurunan sebanyak 19,5 ribu hektare atau 5,92% dibandingkan tahun 2018.
Produksi padi di provinsi Aceh pada 2019 diperkirakan sebesar 1,71 juta ton GKG atau mengalami penurunan 147,13 ton atau 7,9% dibandingkan tahun 2018.
"Jika produksi padi pada tahun 2019 dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras di Provinsi Aceh pada 2019 sebesar 982,57 ton atau mengalami penurunan sebanyak 84,32 ton atau 7,9% dibandingkan tahun 2018," tutur Ihsan. (ri/dka)