BPMA Awasi Ketat Aktifitas Migas di Aceh
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh – Menanggapi tudingan warga Desa Alue Ie Mirah, Kec. Indra Makmur, Kab. Aceh Timur, M. Nuraqi yang menyatakan BPMA Aceh lalai dalam melakukan pengawasan, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pengelola Migas (BPMA) Aceh, Azhari menegaskan BPMA cukup ketat dalam melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan migas di Aceh, tidak terkecuali di Medco.
"Setiap minggu ada di sana, bahkan dua hari sekali saya ada di lokasi. Kunjungan lokasi operasi produksi migas itu, BPMA pengawasannya itu ketat sekali. Bisa saja kita datang tanpa pemberitahuan, kita datang, kita awasi. Kita cek di sistem komputernya, kalau ada malfunction macam-macam, pasti terdetect," ujar Azhari kepada Dialeksis.com, Rabu, (8/7/2019).
Ia menyebutkan, petugas BPMA terus melakukan pengawasan secara berkala terhadap semua daerah operasi.
"Jadi, pegawai BPMA itu memang wara-wiri terus menerus di daerah operasi apakah medco, pertamina atau lain-lain, jadi kita cek terus menerus," sebutnya.
Terkait dengan polemik pencemaran udara yang diduga berasal dari operasi PT Medco, Azhari memastikan, sistem pengamanan pada perusahaan yang mengeksplorasi minyak dan gas tersebut sudah maksimal.
"Di Medco, ada sistem yang kita bisa detect secara elektronik. Misalnya, jika ada bocor atau keluarnya H2S, sistem yang kita bangun di PT Medco itu akan tertutup secara otomatis. Tidak ada yang bisa sembunyikan itu," ungkapnya.
Meskipun secara sistem dan sudah melalui proses pengecekan, namun sumber bau nya tidak ditemukan, Azhari menduga, bau tersebut berasal dari beberapa sumur tua yang tidak digunakan lagi.
"Setelah kita lihat secara internal, sampai saat ini belum kita temukan. Tapi masih terus kita cari, apakah di dalam atau ada kondisi lain di luar. Soalnya, diluar juga banyak beberapa sumur tua," ucapnya.
Dugaan ini, sambung Azhari, berdasarkan pengalaman lalu dimana juga pernah timbul bau dari sumur, sehingga pihaknya menutup lubang sumur tersebut. Pun demikian, ia belum berani menyimpulkan karena situasi tersebut belum ditemukan.
"Tapi kita juga tidak bisa menuduh itu, karena dulu, ada kejadian warga kita mengambil besi dari sumur tua itu, agar besi nya bisa dijual kiloan. Padahal sumur tua masih ada tekanan di bawah," kata Azhari.