Beda Pandangan dan Pikiran Dapat Dihakimi di Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : fatur
Fadhli Ali, Sekretaris Wilayah Apkasindo Aceh. [Foto: For Dialeksis]
Ia mengatakan, sudah jadi pembicaraan yang umum jika mendengar di kalangan dunia usaha, ada keluhan. Limit atau kapasitas pinjaman misalnya. Terbatasnya penyaluran KUR di Aceh.
Sementara itu, untuk menggerakkan berbagai usaha baik pengusaha besar bahkan sampai pada pedagang kaki lima butuh dukungan pembiayaan. Bahkan di sekitar pusat pasar beroperasi "bank 47".
Fadhli Ali ketika memegang minyak makan merah. [Foto: For Dialeksis]
“Para pedagang kecil meminjam juga meski dengan jasa yang lebih besar. Nah masalah-masalah teknis yang jadi kebutuhan pembiayaan dari masyarakat bawah kan harus dipikirkan juga secara massive untuk menutupi kekosongan sepeninggal bank konvensional,” ujarnya yang merupakan alumni Pascasarjana USK.
Ia mengatakan, orang-orang kan harus menghidupi keluarganya. Mereka butuh modal usaha yang dapat dan mudah diakses.
“Langkah ke arah itu memang ada, seperti bank Baitulqirat atau LKM Mahirah di Banda Aceh tapi daya jangkaunya semana? Mau berapa lama kekosongan akses finansial sepeninggal bank konvensional bisa terisi?,” tuturnya kembali.
Selanjutnya » Bahkan ia kerap mendapat informasi, tema...- Kapolres Aceh Selatan Turun Langsung Evakuasi Korban Banjir
- Achmad Marzuki Dukung FKUB Perkuat Kerukunan Umat Antaragama di Aceh
- Diduga Ada Upaya Pemalsuan Surat, MaTA Minta Komisi Informasi Aceh Berbenah
- Tuntaskan Kasus Dugaan Korupsi Wastafel, Tenaga Ahli Siap Fasilitasi Pertemuan PW PII dengan Disdik Aceh Besok