Bantu Umat, ACT Miliki Kebun Kurma dan Lumbung Ternak di Aceh Besar
Font: Ukuran: - +
Reporter : hakim
Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh miliki kebun kurma dan Lumbung Ternak Wakaf (LTW) di lahan wakaf 6,5 Hektare yang diwakafkan oleh dua petani kurma asal Aceh yakni, Mahdi Muhammad dan Sukri di Lembah Barbatee, Gampong Ie Suum, Mesjid Raya, Aceh Besar. [Foto: Ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh miliki kebun kurma dan Lumbung Ternak Wakaf (LTW) di lahan wakaf 6,5 Hektare yang diwakafkan oleh dua petani kurma asal Aceh yakni, Mahdi Muhammad dan Sukri di Lembah Barbatee, Gampong Ie Suum, Mesjid Raya, Aceh Besar.
Kepala Cabang Global Wakaf ACT Aceh Zulfurqan menuturkan, pohon kurma yang telah ditanam di lahan wakaf Global Wakaf ACT Aceh berjumlah 700 batang.
Lahan yang diwakafkan mencapai seluas 6,5 hektare, di mana seluas 3.6 hektare khusus diperuntukkan untuk kebun kurma dan sisanya sebagai lahan ternak wakaf.
“Saat ini hasil panen perdana ini tidak kami jual, namun permintaan kurma, terutama kurma muda sudah mulai banyak,” ujarnya, Minggu (27/06/2021) di Aceh Besar.
Ia menjelaskan, usia rata-rata pohon kurma di lahan wakaf ini masih berkisar 2-4 tahun. Satu pohon kurma, dapat menghasilkan rata-rata 200-400 kilogram kurma dalam setahun. Harga 1 kilogramnya dijual Rp 300.000. Pemesanan kurma dapat menghubungi WhatsApp 0822 8326 9008.
Hasil panen pohon kurma wakaf ini nantinya akan dipergunakan untuk pendidikan dan ekonomi masyarakat sekitar kebun dan juga wilayah Aceh Besar.
Sebanyak 30 persen program di Aceh khususnya dan Indonesia umumnya, 30 persen untuk program internasional, dan 40 persen untuk membantu keluarga pejuang dan penjaga Masjidil Aqsa di Palestina.
Kebun kurma Barbate ini merupakan salah satu wujud dari program wakaf produktif yang ada di Global Wakaf ACT Aceh.
Zulfurqan juga menuturkan, kurma menjadi salah satu pilihan dalam program wakaf produktif ini karena usia produktif satu batang pohon kurma ini bisa mencapai 100 tahun.
“Bayangkan dengan usia produktif yang panjang, maka aliran pahala dari sedekah kita melalui wakaf produktif pohon kurma ini bisa menjadi projek abadi dan manfaat yang diberikan tiada terputus,” ujarnya.
Ia mengungkapkan Lumbung Ternak Wakaf (LTW) juga sudah miliki 73 ekor Domba. Sebelumnya pada tahun 2019 domba-domba ini hanya ada 5 ekor.
“Domba-domba sini banyak jenisnya, ada domba kibas, domba garut, dan domba merino yang paling mahal,” ungkap Zulfurqan.
Sejumlah perawatan dilakukan Faisir dan tim. Laki-laki yang kerap disapa “tengku” oleh warga Desa Ie Suum itu mengatakan, domba-domba terus diperhatikan kesehatan dan pakannya, seperti memberikan vitamin setiap tiga sampai enam bulan sekali dan menambahkan mineral untuk pakan.
Selain menyediakan ternak yang sehat, kehadiran LTW juga membuka peluang kerja bagi masyarakat. Faisir kini mempekerjakan orang untuk mengurus ternak dan menjaga keamanan. Lebih dari itu, hewan ternak di LTW pun sudah dikenakan zakat mal yang disalurkan kepada mustahik di Desa Ie Suum.
“Alhamdulillah, saya bisa mengajak orang lain untuk bekerja. Mereka juga warga desa,” ungkap Faisir.
Bagi masyarakat yang ingin ikut mewakafkan, dapat menyalurkan donasi wakaf melalui rekening BNI Syariah 1010000137 atas nama Yayasan Global Wakaf atau Bank Aceh Syariah 01001930009205 atas nama Aksi Cepat Tanggap.
Wakaf per batang pohon kurma Rp 3.500.000, sudah termasuk biaya perawatan. Konfirmasi wakaf dapat menghubungi via WhatsApp 0822 8326 9008.
“Kita harus semangat menggencarkan gerakan wakaf produktif, karena ini merupakan bentuk ibadah yang bisa menciptakan kesejahteraan masyarakat,” terangnya.[HKM]