Banjir di Simeulue, Warga Hendak ke Kota Harus Bayar Rp30 Ribu
Font: Ukuran: - +
Reporter : Indra Wijaya
Tangkapan layar, kendaraan warga melintasi banjir menggunakan rakit warga sekitar di Desa Labuah, Kecamatan Simeulue Timur, Simeulue, Aceh, Selasa (28/7/2020).
DIALEKSIS.COM | Simeulue - Hujan deras di Kabupaten Simeulue sejak dua hari terakhir membuat salah satu sungai di Desa Labuah, Kecamatan Simeulue Timur meluap hingga ke jalan raya dan perumahan warga.
Air setinggi di atas lutut orang dewasa dan membuat arus lalu lintas dari Kecamatan Teupah Tengah ke Kecamatan Simeulue Timur terputus.
Warga terpaksa membayar Rp30 ribu untuk melintas jalan yang terendam banjir dengan menggunakan rakit yang dibuat oleh warga sekitar.
M. Reza Pahlevi salah seorang warga yang hendak melintas ke ibu kota Sinabang mengeluh karena harus membayar ketika hendak menyeberang.
Ia mengatakan, dengan adanya bencana alam seperti ini dinas terkait tidak dengan segap mengatasinya, sehingga warga harus membayar sewa rakit untuk sekali jalan melinjasi jalanan yang terendam banjir di Desa Labuah.
"Kita harus bayar sama warga sekitar pas lewat Rp30 ribu. Kalau dua kali balek kan uda Rp60 ribu,"kata Reza saat dihubungi dialeksis.com dari Banda Aceh, Selasa (28/7/2020).
"Seperti dinas BNPB sudah tau bencana kekgini tapi kok belum sigap," sambungnya.
Ia juga menyinggung, jika mereka harus membayar, dimana letak peran pemerintah dalam mengatasi bencana alam seperti ini.
Hal serupa juga disampaikan oleh temannya Andre Jaya, ia mengatakan dari dinas BNPB dan polisi juga turun ke lokasi. Namun ia menyesalkan alat yang mereka bawa tidak mencukupi.
"Kalau perahu dari dinas BNPB ada dua satu pakai mesin satu lagi tidak. Alat yang mereka gunakan kurang. Terpaksa yang memiliki kendaraan harus membayar uang sewa dari rakit punya warga," pungkas Andre. (IDW)