kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Bahaya Gadget Bagi Anak, Orangtua Diminta Bagi Waktu untuk Keluarga

Bahaya Gadget Bagi Anak, Orangtua Diminta Bagi Waktu untuk Keluarga

Selasa, 05 Januari 2021 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Auliana Rizky
Ilustrasi. [Dok. Shutterstock]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Memberi gadget ke anak bukanlah solusi yang baik, apalagi anak yang masih di bawah umur. Pengaruh gadget lebih berdampak negatif bagi anak-anak. Isi gadget terdapat informasi-informasi yang belum pantas untuk diakses sejak dini.

Terkait hal tersebut Akademisi sekaligus Ketua Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) UIN Ar-Raniry, Jamaliah menyampaikan bahwa pengaruh gadget berefek negatif bagi anak-anak.

"Sangat, sangat berpengaruh, efeknya banyak negatif dari positif," ucapnya saat diwawancarai Dialeksis.com pada Selasa (4/1/2021).

Dalam hal ini menurutnya, peran ibu sangat penting dalam mendidik anaknya. Walaupun seiring berjalannya waktu Ibu bekerja di Publik bukan lagi lagi domistik.

"Walaupun kadang kala dikasih rezeki dahsyat di ibu dan sibuk bekerja di luar, tapi apapun ceritanya yang namanya ibu itu harus membagi waktu untuk anak-anak, mungkin tidak banyak tapi kualitas waktu harus kita jaga untuk," ujar Jamaliah.

"Tapi sekarang malah saya lihat banyak ibu-ibu muda yang baby blues, nah itu apa penyebabnya? Karena kita berbuat sesuatu bukan lagi mengharapkan ridha Allah, tidak lagi keimanan, nggak pernah orang jaman dulu baby blues, bukan karena nggak ada ilmunya tapi karena lebih ditekankan keimanan," tambahnya.

Ia berujar, dengan berkembangnya teknologi, segala hal bisa diakses dari gadget, Jadi alangkah lebih baiknya anak-anak berkembang dengan sempurna tanpa menyentuh gagdet.

"Sedih kita lihat, kok bisa pergeseran layar yang sangat dasyat, itu salah satu pengaruh gadget, sebaiknya anak-anak 0-12 tahun jangan dulu, biarkan mereka tumbuh dengan sempurna, ini belum apa-apa udah dengan listrik, pengaruhnya besar untuk anak-anak, belum lagi isi dari gadget tersebut, informasi yang belum diketahui udah diketahui, bukan artinya tabu tapi ada masanya semua," jelas Jamaliah.

"Kita tahu porsi dan posisi masing-masing, kita berusaha sebaik mungkin karena Allah bukan karena yang lain, semoga generasi dari kecil utamankanlah pendidikan aqidah, pendidikan syariah tentang keagamaan, pendidikan akhlak, supaya anak-anak tau diri begitu, jadi kalau udah tau diri InsyaAllah akan lebih terpelihara," tutupnya.

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda