Ketua DPD Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Aceh, Welly Rifandi [Foto: for Dialeksis]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengusulkan kenaikan biaya perjalanan ibadah haji yang akan dibebankan langsung kepada jemaah sebesar Rp 69 juta.

Menanggapi hal itu, Ketua DPD Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Aceh, Welly Rifandi menilai, usulan tersebut dikhawatirkan akan memberatkan jemaah.

"Meski belum ada pembahasan lebih lanjut antara Direktorat Jenderal Haji, Kementerian Agama (Kemenag) dengan DPR RI, wacana ini mengkhawatirkan umat," kata Welly saat diwawancarai Dialeksis.com, Minggu (21/1/2023).

Namun, Welly juga mengakui kenaikan biaya haji ini sulit dihindari karena dipicu oleh kenaikan berbagai komponen kebutuhan, baik di Tanah Air maupun di Arab Saudi.

Ia mengatakan, untuk biaya ibadah umrah pun juga mengalami kenaikan karena semua kebutuhan di Mekkah dan Madinah naik.

"Biaya angkutan udara karena avturnya juga naik, hotel, pemondokan, transportasi darat, katering, obat-obatan, alkes dan sebagainya, belum lagi pengaruh inflasi, sehingga biaya haji mesti beradaptasi atas situasi tersebut," jelasnya.

Di samping itu, Welly khawatir ketika pelunasan nantinya banyak jemaah akan mundur dan terjadi refund bagi yang tidak punya uang sebanyak itu, bagi yang mampu pasti akan mengikuti regulasi itu.

"Menurut saya, kalaupun ada kenaikan di segala sisi, saya menilai kenaikan normalnya sekitar Rp45 juta masih dalam kata wajar," pungkasnya. [nor]