Beranda / Berita / Aceh / Pemerintah Aceh Diminta Lobi Pusat untuk Keberangkatan Jemaah Umrah dari Bandara SIM Segera Terwujud

Pemerintah Aceh Diminta Lobi Pusat untuk Keberangkatan Jemaah Umrah dari Bandara SIM Segera Terwujud

Minggu, 14 Agustus 2022 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Ketua DPD Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Aceh, Welly Rifandi. Foto: ist


DIALEKSIS.COM | Aceh - Sebanyak 433 jemaah umrah asal Aceh terbang perdana menuju Arab Saudi dari Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar, Sabtu (13/8/2022). 

Ketua DPD Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Aceh, Welly Rifandi mengatakan, keinginan untuk penerbangan langsung dari Banda Aceh ke Arab Saudi belum terwujud. Para jamaah harus transit terlebih dahulu di Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara.

"Karena bandara SIM untuk penerbangan internasional belum dibuka sepenuhnya, dari pemerintah pusat belum ada instruksinya. Padahal pada pekan lalu sudah ada pemberitahuan akan berangkat dari Banda Aceh nyatanya sekarang tidak ada," jelasnya kepada Dialeksis.com, Minggu (14/8/2022). 

Untuk itu, kata dia, perlu sinergitas kerjasama antara pemerintah Aceh dalam melobi pemerintah pusat agar terwujudnya keberangkatan umrah dari Banda Aceh.

Welly mengungkapkan, akibat jamaah tidak bisa diberangkatkan dari Bandara SIM maka menimbulkan multiplier effect atau efek berganda. 

Pertama, adanya penambahan biaya untuk keberangkatan jemaah dari Banda Aceh ke Medan. Kedua, lanjutnya, banyak dari jemaah yang didera kelelahan karena jarak tempuh semakin lama.

"Kemudian, waktu menunggu untuk berangkat harus tunggu 8 jam dulu di Medan. Seharusnya waktu 8 jam sudah sampai ke Jeddah tapi ini masih berada di Medan," ungkapnya.   

Dalam hal ini, pihak penyelenggara atau pemilik travel juga mengalami kerugian karena mereka sudah mengambil pelunasan. Tapi, ada sebagian travel meminta penambahan biaya dari jemaah. 

Selanjutnya, berdampak juga ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) Aceh yang tidak jalan, karena banyak jemaah yang berbelanja di Medan, seperti beli makanan, sewa hotel, dan lainnya. 


"Jadi yang kaya Medan, Aceh hanya jadi penonton saja. Jika seharusnya itu semua berjalan di Aceh maka akan bertambah pendapatan Aceh," ucapnya. (Nor)

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda