Aminullah Terima Penghargaan Lagi, AK: Strategi Aminullah Berantas Rentenir Dapat di Contoh
Font: Ukuran: - +
Ketua Yayasan Aceh Kreatif (AK) Delky Nofrizal Qutni. [Foto: Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ditunjuknya Aminullah menjadi Leader In Microfinance Empowerment Initiative dalam penganugerahan Indonesia Visionary Leader Season VII yang diselenggarakan oleh MNC TV sebagai ajang ajang pada kompetisi menilai kualitas dan kepemimpinan kepala daerah dengan tema “Kekuatan Visi Pemimpin di Tengah Pandemi” tak terlepas dari komitmen dan tekad kuat orang nomor satu di Banda Aceh itu dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kalangan menengah ke bawah dan juga dalam upaya memberantas praktek rentenir di ibukota Provinsi Aceh tersebut.
"Harus diakui, untuk menumbuh kembangkan sektor ekonomi masyarakat kecil bukanlah persoalan mudah, dibutuhkan komitmen dan keseriusan dari seorang pemimpin. Apalagi jika bicara memberantas praktek rentenir yang kerap menjerat masyarakat, disini tentunya tantangan dan rintangannya sangat luar biasa dari kalangan yang sudah tertentu yang telah terlibat dalam bisnis berkonotasi lintah darat itu. Namun, berkat sikap Istiqomah walikota Banda Aceh, hal ini mulai menampakkan hasil dan diakui hingga di tingkat nasional," ungkap ketua Yayasan Aceh Kreatif (AK) Delky Nofrizal Qutni kepada media, Sabtu (28/08/2021).
Berdasarkan rilis yang didapat oleh Dialeksis.com, Sabtu (28/09/2021), data survei Lembaga Survei Independen Yayasan Rumah Harta Umat bekerjasama dengan ASA Solution menunjukkan, bahwa dulunya sekitar 80 persen praktik rentenir merambah pasar yang ada di Banda Aceh, seperti Pasar Aceh, Pasar Ulee Kareng, Pasar Setui, dan Pasar Darussalam.
Namun sejak LKSM diresmikan pada tanggal 17 Desember 2017 sam bisnis rentenir terus menurun. Alhasil, memasuki tahun 2019 para pelaku UMKM di Banda Aceh menuruh hingga hanya berkisar 14 persen.
Pada tahun 2020 jumlah semakin turun menjadi 2 persen. Ini menunjukkan inovasi terobosan berupa LKMS yang di berinama Mahirah Muamalah Syari'ah itu mampu mendorong pertumbuhan ekonomi mikro dan menekan gerak rentenir di Banda Aceh.
"Sudah sepatutnya strategi walikota Aminullah yang telah diakui di tingkat nasional ini dapat diterapkan di seluruh Aceh, sehingga menjadi win-win solution menyelamatkan Aceh dari status daerah termiskin di Sumatera. Selain itu juga sebagai solusi meningkatkan ekonomi masyarakat kecil dan menyelamatkan masyarakat dari jeratan rentenir," ujarnya.
Delky menyebutkan, keberhasilan LKMS yang didirikan Aminjllah itu dapat dilihat dari berbagai indikator, diantaranya pertumbuhan aset PT LKMS Mahirah Muamalah juga melonjak dari tahun ke tahun, pada tahun 2018 memiliki aset 6 milyar lebih, 2019 naik sebanyak 26 milyar lebih, 2020 mencapai 38 milyar lebih, sementara data per Juli 2021 aset mencapai 39 milyar lebih dengan jumlah nasabah sebanyak 7160 orangg dan 3153 debitur.
Selain itu, kata Delky, pada tahun 2020 LKMS ini juga telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp 14 milyar lebih atau tumbuh Rp 9 Milyar Lebih dan sudah menyalurkan kepada para debitur yang terdiri dari industri rumah tangga, perdagangan, Perikanan dan, jasa.
PT LKMS Mahirah Muamalah terus tumbuh dan berkembang dengan menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan bisnis pada sektor Ultra mikro.
"Kita berharap ke depannya Bapak Aminullah yang merupakan ketua Masyarakat Ekonomi Syari'ah(MES) Aceh dapat mempelopori hadirnya lembaga keuangan mikro syariah ini ke seluruh Aceh, sehingga lebih banyak lagi masyarakat kecil yang dapat menumbuhkembangkan usahanya, sehingga meningkatkan ekonomi masyarakat Aceh, menghadirkan usaha-usaha baru, mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran di bumi Serambi Mekkah. Apalagi dengan potensi anggaran yang besar mencapai Rp. 17 T pertahun dengan Silpa APBA yang besar mencapai Rp.3,9 T, tentunya akan lebih bermanfaat jika mampu dikelola dengan baik dalam meningkatkan ekonomi masyarakat kecil, menengah ke bawah," pungkasnya. (*)