kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Aminullah Berpotensi Maju Gubernur Aceh 2024, Jubir ADC Sebut Banyak Upaya Pembunuhan Karakter

Aminullah Berpotensi Maju Gubernur Aceh 2024, Jubir ADC Sebut Banyak Upaya Pembunuhan Karakter

Selasa, 29 November 2022 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Juru bicara Aceh Development Club (ADC) Ozy Risky SE. [Foto: for Dialeksis]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Juru bicara Aceh Development Club (ADC) Ozy Risky SE mengatakan, upaya pembunuhan karakter terhadap mantan Walikota Banda Aceh H Aminullah Usman terus dilakukan. Hal ini ditenggarai oleh potensi kuat Aminullah untuk maju Gubernur Aceh ke depan yang ditunjukkan dari berbagai survey dan polling yang pernah dilakukan.  

Belum lagi, kata dia, kendatipun Aminullah tak maju gubernur nantinya, untuk kembali maju sebagai Walikota akan sangat sulit dikalahkan. Hal tersebut dikarenakan tak ada cara lain bagi para sejumlah politisi untuk merebut kekuasaan di ibukota misalkan.

Mengingat mulai perhatian penuh hingga kedekatan Aminullah dengan kalangan masyarakat kecil yang tak dapat dipungkiri, mulai dari duafa anak yatim hingga pedagang kecil yang ditunjukkan secara nyata dan istiqomah selama menjabat sebagai Walikota Banda Aceh bahkan sebelumnya.

“keberhasilan Aminullah dalam merealisasikan visi misi yang tertuang dalam RPJM Kota Banda Aceh secara maksimal dan terukur secara data, hingga menoreh pengakuan dari berbagai pihak bahkan di tingkat nasional maupun internasional,” ujar Ozy dalam siaran pers yang diterima Dialeksis.com, Banda Aceh, Selasa (29/11/2022).

Seperti bahasa istilah, semakin tinggi pohon semakin kuat anginnya, pembunuhan karakter terhadap sosok pemimpin merakyat Aminullah ini terus dimasifkan juga dikarenakan komitmennya dalam pemeberantasan rentenir.

Sehingga, kata dia, jejaring rentenir yang sebelumnya bergerak di Banda Aceh bahkan diseluruh Aceh tentunya tidak menginginkan Aminullah kembali menduduki jabatan strategis baik Gubernur ataupun Walikota karena akan melenyapkan praktek ribawi yang sebelumnya mereka jalankan.

Karena hampir tak ada celah bagi para saingan politik untuk merebutkan kekuasaan di ibukota bahkan terlalu beresiko bagi segelintir elit politisi haus kekuasaan bahkan kalangan rentenir jika membiarkan Aminullah melaju ke Gubernur Aceh, maka dilakukanlah pembunuhan karakter terhadap yang dikemas dalam isu bertajuk utang pemko. Sehingga hal itu dimainkan secara berulang ulang hingga terkesan tak lazim dan cenderung terlalu tandensius hingga mengabaikan fakta sebenarnya.

"Jika kita mau jujur, persoalan utang pemko bukanlah utang pribadi yang ditinggalkan Aminullah, namun utang pemerintahan. Bahkan jika ditelusuri lebih jauh dari data dan fakta hal itu malah disebabkan oleh terlalu bersemangatnya DPRK menjalankan anggaran pokok pikiran, dan bersikukuhnya Aminullah agar penyalamatan ekonomi masyarakat menengah ke bawah di masa pandemi tak boleh dihapuskan. Alhasil, berdasarkan pada tahun 2021 di tengah bencana covid-19 yang melanda seluruh dunia, Aminullah berhasil menggenjot perekonomian Banda Aceh diangka 7,39 persen berdasarkan data BPS," jelas alumni ekonomi pembangunan itu.

Bak kata pepatah, lanjut Ozy, sekuat apapun kebohongan dan kezaliman bergerak, maka kebenaran tetap akan mengalahkannya. Hal ini terbukti semakin lama pembunuhan karakter dan isu utang itu dimainkan untuk meracuni presepsi publik, akhirnya fakta kebenaran juga tak dapat dipungkiri.

"Terakhir fakta menunjukkan bahwa tak hanya Banda Aceh yang mengalami defisit pasca pandemi, bahkan begitu banyak daerah di Indonesia bahkan 7 daerah lainnya di Aceh juga mengalami hal yang sama, lalu kenapa yang selama ini dihebohkan hanya Banda Aceh saja bahkan kesannya selalu diarahkan kepada pribadi sosoknya. Tentu itu juga akan jadi perbandingan bagi masyarakat, terakhir semakin isu itu dimainkan semakin nampak dramatisir dan politisir yang dilakukan, logikanya kenapa diakhir masa jabatan Aminullah sebagai Walikota baru serangan itu dilakukan, itu saja sudah terlihat ada kejanggalan," ujarnya.

Ozy menambahkan, katakan saja serangan terus menerus dilontarkan politisi berkedok pengamat seperti halnya mantan Dewas RS Meuraxa yang dipecat yakni Dr Nasrul Zaman M.Kes cs. Hal ini justru malah terkesan tak sesuai dengan kebenaran yang sesungguhnya. Ibarat meludah ke atas akhirnya terpercik ke muka sendiri.

"Bagaimana mungkin seorang berlatar belakang ilmu kesehatan masyarakat justru bicara tata kelola keuangan daerah. Malah ironisnya fakta bahwa setelah dilakukan audit Pemko oleh intitusi berwenang yakni BPK ternyata kota Banda Aceh kembali mendapat penghargaan WTP untuk ke 14 kalinya dan bahkan Kementerian Keuangan turut mengakui lalu memberikan penghargaan. Hal ini menunjukkan bahwa apa yang dilontarkan Dr Nasrul Zaman berbanding terbalik dengan fakta pengakuan intitusi berkompeten dibidangnya tentang pengelolaan keuangan kota Banda Aceh," bebernya.

Pihaknya meyakini, kendatipun dramatisir dan pembunuhan karakter terhadap Aminullah dilakukan, masyarakat sudah sangat cerdas dalam melihat semua itu berdasarkan fakta kebenaran yang ada. Di tambah lagi dengan kondisi Aceh yang terus menerus didera silpa triliunan rupiah hingga tingkat kemiskinan yang masih memprihatinkan semakin mengarahkan kerinduan rakyat terhadap kepemimpinan yang mampu memanfaatkan keuangan daerah untuk kepentingan masyarakat kecil dan menengah ke bawah.

"Masyarakat Aceh yang sedang merindukan pemimpin yang peduli dengan program pro rakyat yang secara istiqomah dilakukan, tentunya akan melihat sosok Aminullah ini sebagai jawaban. Bisa dilihat bagaimana kepeduliannya dan program menyentuhnya yang secara rutin dilakukan menyentuh kalangan anak yatim duafa, kalangan disabilitas hingga pedagang kecil di ibukota, apalagi hal tersebut dilakukan secara istiqomah bukan sekali saja,” sebutnya.

“Kita bisa lihat langsung Aminullah yang di setiap kesempatan hari senin mengunjungi kalangan duafa melihat langsung rumahnya dan langsung membangunnya, bahkan hampir secara rutin turun melihat kondisi pedagang lalu membantunya. Semua yang dilakukan merupakan bentuk kepedulian pemimpin yang tak bisa diukur an dihapus dari hati masyarakat dengan sebatas propaganda narasi oleh elit belaka, sehingga berbagai upaya pembunuhan karakter terus dilakukan karena segelintir elit semakin gelisah tak dapat membendung sosok Aminullah di Pilkada 2024 mendatang," pungkasnya.[]


Keyword:


Editor :
Akhyar

riset-JSI
Komentar Anda