DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Peforma atau kinerja Bank Syariah Indonesia (BSI) dinilai masih sangat jauh beda dengan bank konvensional lainnya, sehingga bank yang baru merger itu diminta harus segera berbenah.

Akademisi Universitas Malikussaleh (Unimal), Teuku Kemal Fasya mengatakan, apabila BSI mempertahankan kondisi seperti saat sekarang ini, maka bisa-bisa mengalami kebangkrutan. Sistem perbankan merupakan sebagai layanan pinjam dan kreditur.

“Hal tersebut belum berjalanan dengan baik di BSI. Memang dalam proses migrasinya tidak membutuhkan waktu yang lama, hanya sebentar saja buku tabungan sudah selesai. Namun persoalan lain juga banyak yang harus dibenah,” ujar Kemal kepada dialeksis.com, Minggu (4/7/2021).

Kemal menambahkan, persoalan lain yang muncul di BSI, untuk melakukan penarikan uang yang susah, karena di beberapa ATM nya tidak berisikan uang. Sehingga mencerimankan hal yang tidak bagus bagi sebuah bank.

Hal tersebut merupakan lembaga keuangan, tentunya harus mampu merespon apa saja yang menjadi keluhan nasabah, bukan malah meminta untuk bersabar. Sehingga penting dilakukan evaluasi di beberapa sektor.

“Ini kan lembaga keuangan, harus mampu merespon keluhan setiap nasabah, bukan malah meminta untuk bersabar. Hal ini mencerminkan hal yang tidak bagus bagi sebuah bank,” tutur Kemal.