Foto: Ist

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Bencana dan derita kerap melahirkan respons kemanusiaan yang murni dan tidak dibuat-buat.

Bagi seorang humanis, rasa sakit yang dirasakan oleh manusia lain di sudut bumi tertentu juga melukainya. Seorang humanis akan terbenam pada semangat empati dan dukacita yang mendalam.

Terkait dua duka cita yang telah meluluhlantakkan peradaban manusia di Lombok dan Palu, banyak pihak yang tergerak menyisihkan sedikit rezekinya untuk membantu.

Pelbagai cara digunakan untuk pengumpulan dana, dari yang konvensional melalui kotak amal yang dibagikan di pinggir jalan hingga acara pertunjukan kesenian atau performa kreatif.

Salah satu yang jarang ditemui adalah pengumpulan dana di saat penerbangan udara.

Sabtu, 13 Oktober 2018, pada saat penerbangan Airasia dari Banda Aceh menuju Kuala Lumpur, dialeksis.com menyaksikan aksi pengumpulan dana yang ditujukan untuk membantu para korban gempa dan tsunami di Lombok dan Palu. 

Pramugara memberitahukan melalui mikrofon pesawat bahwa pengumpulan dana seikhlasnya akan sangat membantu mengurangi derita korban. Terlihat banyak penumpang yang antusias termasuk dari mancanegara. Jelas mereka jauh secara kultur dan ras dengan masyarakat Indonesia, tapi tergerak mendonasikan uangnya.

Langkah Airasia menggunakan kesempatan ini untuk menggalang bantuan patut ditiru oleh maskapai indonesia. Jelas visi Tony Fernandes, bos Airasia bukan hanya berhubungan dengan balutan bisnis, tapi juga pada komitmen kemanusiaan yang teguh dan kuat. (tkf)