kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Aceh Termasuk Daerah Tak Bahagia, Bisa Disiasati dengan Cara Ini

Aceh Termasuk Daerah Tak Bahagia, Bisa Disiasati dengan Cara Ini

Selasa, 11 Oktober 2022 19:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Akhyar

Direktur Psikodista Konsultan, Nurjannah Alsharafi. [Foto: ist]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Direktur Psikodista Konsultan, Nurjannah Alsharafi mengatakan, indeks kebahagiaan rata-rata penduduk Indonesia berdasarkan survei World Happiness Report 2022 berada pada peringkat ke-80 dunia. 

Dari survei tersebut, Finlandia menjadi negara paling bahagia di dunia dengan terus bertengger di urutan pertama selama lima kali berturut-turut.

Dijelaskan, untuk indeks kebahagiaan di Indonesia menggunakan ukuran tiga dimensi, yaitu kepuasan hidup (life satisfaction), perasaan (affect), dan juga makna hidup (eudaimonia).

Untuk konteks Aceh, Nurjannah menyatakan bahwa pada tahun 2021, nilai dari indeks kebahagiaan Aceh sebanyak 71,24 persen. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan tahun 2017 yakni 71,96 persen.

Di tahun 2021 tersebut, Aceh berada di posisi ke-27 dari 33 provinsi se-Indonesia. Maluku utara dinobatkan sebagai daerah paling bahagia, dan Banten dinobatkan sebagai daerah tidak bahagia.

Menurut Nurjannah, pengukuran indeks kebahagiaan ini bersifat subjektif, yaitu dengan melihat persepsi masyarakat tentang apa yang dirasakan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

“Subjekif di sini maksudnya adalah pendekatan yang digunakan itu bukanlah sesuatu yang bias. Tetap ada bias dan memang berbeda dengan ukuran pembangunan yang sifatnya objektif,” ujar Nurjannah kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Selasa (11/10/2022).

Nurjannah menegaskan, dikarenakan survei menyebutkan Provinsi Aceh termasuk ke dalam 10 daerah tidak bahagia di Indonesia, maka baiknya dari tiap-tiap dimensi pengukuran kebahagiaan untuk dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Sehingga bisa dilihat Aceh turunnya dimana saja, apakah di dimensi kepuasan hidup, dimensi makna hidup atau pada dimensi perasaan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Direktur Psikodisa Konsultan ini menjelaskan bahwa dalam dimensi kepuasan hidup ada 10 parameter yang diukur. Parameter secara personal yaitu pendidikan, pekerjaan, pendapatan rumah tangga, kesehatan, kondisi rumah dan aset. Sementara parameter sosial meliputi hubungan sosial, keadaan lingkungan, kondisi keamanan, keharmonisan keluarga, dan ketersediaan waktu luang.

Berdasarkan data BPS, indeks yang angkanya berada di bawah 70 untuk Aceh adalah pendidikan (62,99 persen), pendapatan rumah tangga (67,40 persen). Total sub dimensi personal (70,00 persen), dan sub dimensi sosial (71,01 persen). Khusus indeks kepuasan hidup Aceh di tahun 2021 (75,50 persen).

Menurut Nurjannah, angka-angka di atas menarik diulas, karena meski secara personal Aceh kurang bahagia, namun secara sosial Aceh bahagia.

“Jika benar-benar dua hal ini sumber dari kurang bahagianya masyarakat Aceh, yaitu pendidikan dan pendapatan rumah tangga. Justru ini adalah suatu faktor yang lebih terukur untuk bisa diupayakan kenaikannya. Kesempatan belajar seluas-luasnya dan setinggi-tingginya secara merata, kesempatan berusaha dan berwirausaha yang mudah dan luas serta pendampingannya juga perlu dilakukan,” ungkapnya.

Di sisi lain, Nurjannah menjelaskan bahwa secara personal sebenarnya ada cara untuk meningkatkan kebahagiaan. Ada beberapa hormon bahagia yang jika hormon ini distimulasi, maka akan memberikan rasa ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan.

Meskipun begitu, Nurjannah menegaskan bahwa aspek yang disebutkan sebagai indeks personal kebahagiaan seperti pendidikan dan pendapatan memang perlu diukur karena objektif.

“Tapi aspek yang sifatnya komunal, yang sifatnya emosional itu juga sangat menentukan kebahagiaan itu sendiri. Dan itu bisa disiasati oleh seseorang. Dengan banyak bersyukur, positif thinking sehingga dia akan melihat dan mengamati segala sesuatunya dengan warna indah. Dibandingkan dengan mereka yang negatif thinking, kurang bersyukur. Tentunya setiap episode kehidupannya akan dimaknai dengan warna-warna yang suram,” pungkasnya.(Akh)


Keyword:


Editor :
Akhyar

riset-JSI
Komentar Anda