DIALEKSIS.COM | Malang - Pemerintah Aceh kembali mencatatkan prestasi di tingkat nasional. Kali ini, penghargaan datang dari ajang UB Halalmetric Award 2025 yang digelar Universitas Brawijaya, sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi berbagai sektor dalam memperkuat ekosistem halal di Indonesia.
Penghargaan diserahkan oleh perwakilan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Prof. Brian Yuliarto, ST., M.Eng., Ph.D., yakni Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti, Dr. Berry Juliandi, S.Si., M.Si., serta Wakil Rektor I Bidang Akademik UB, Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, MP.
Dalam ajang ini, Pemerintah Aceh meraih Gold Award untuk kategori sektor pemerintahan. Penilaian dilakukan melalui metode self-reporting yang mencakup lima indikator utama: kebijakan (policy), pendidikan, riset, infrastruktur, dan ekosistem halal. Penghargaan ini menempatkan Aceh sejajar dengan sejumlah lembaga dan industri nasional yang dinilai berhasil mengintegrasikan nilai-nilai halal dalam sistem pembangunan berkelanjutan.
Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, menyambut positif capaian tersebut. Ia menyebut penghargaan ini sebagai bukti nyata komitmen Pemerintah Aceh dalam memperkuat ekosistem halal di berbagai sektor strategis, termasuk pendidikan, riset, dan pariwisata.
“Alhamdulillah, penghargaan ini menjadi pemicu semangat bagi kami untuk terus mengembangkan potensi Aceh dalam sektor halal. Terima kasih kepada Universitas Brawijaya dan Kementerian Dikti atas pengakuan ini,” ujar Fadhlullah usai menerima penghargaan di Aula Universitas Brawijaya, Malang, Senin (21/4/2025).
Ia menambahkan, apresiasi ini akan menjadi motivasi untuk menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat. “Apa yang kita capai hari ini akan terus kita pertahankan, bahkan kita kembangkan agar dampaknya dirasakan secara langsung oleh masyarakat Aceh,” tambahnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal, menyampaikan bahwa penghargaan ini merupakan bukti nyata komitmen Pemerintah Aceh dalam menjadikan nilai-nilai halal dan syariah sebagai bagian integral dari pembangunan daerah, salah satunya di sektor pariwisata.
“Kami menerima arahan langsung dari Bapak Gubernur Aceh, H. Muzakir Manaf, dan Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, agar program penguatan ekosistem halal, khususnya wisata halal, terus menjadi prioritas dalam pembangunan berbasis budaya dan kearifan lokal,” ujar Almuniza.
Saat ini, Pemerintah Aceh tengah menjalankan beberapa strategi penting, antara lain penyusunan Roadmap Pengembangan Destinasi Wisata Halal, pembentukan Tim Percepatan Wisata Halal, serta penyiapan SDM pelaku wisata yang kompeten dan berdaya saing global.
“Kami ingin memastikan bahwa wisata halal di Aceh tidak hanya sesuai dengan standar syariah, tetapi juga memberikan pengalaman berwisata yang menarik, berkualitas, dan otentik,” tambah Almuniza.
Melalui pencapaian ini, Pemerintah Aceh memperkuat posisinya sebagai pelopor dalam pengembangan ekosistem halal di Indonesia, sekaligus membuka ruang kolaborasi lebih luas dengan berbagai pihak dalam mendukung sektor pariwisata syariah yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kami berkomitmen untuk terus mendukung transformasi sektor pariwisata menjadi lebih adaptif terhadap nilai-nilai syariah, serta kebutuhan wisatawan muslim dunia dengan tetap mengedepankan keunikan budaya Aceh sebagai daya tarik utama,” pungkasnya.
UB Halal Metric Award merupakan ajang penilaian yang mengukur dan memberikan penghargaan kepada lembaga-lembaga di Indonesia yang dinilai berhasil menerapkan prinsip halal secara menyeluruh, baik dalam tata kelola, proses layanan publik, maupun inisiatif strategis lintas sektor. [*]