Beranda / Berita / Aceh / Aceh Meuadab Bertujuan Wujudkan Pendidikan Islami dan Kuasai Teknologi

Aceh Meuadab Bertujuan Wujudkan Pendidikan Islami dan Kuasai Teknologi

Minggu, 22 Desember 2019 19:02 WIB

Font: Ukuran: - +

Plt Gubernur Aceh Nova Foto: Humas Aceh


DIALEKSIS.COM | Bireun - Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah menegaskan, bahwa Program Aceh Carong dan Aceh Meuadab bertujuan untuk mewujudkan Pendidikan Aceh yang Islami dan menguasai teknologi.

Hal tersebut disampaikan oleh Plt Gubernur saat memberikan orasi ilmiah di hadapan para calon wisudawan ke-32 dan civitas akademika Universitas Al Muslim, di Aula universitas swasta yang telah berdiri sejak tahun 2003 itu, Minggu (22/12/2019).

"Perguruan Tinggi, seperti Universitas Al Muslim harus menghidupkan spirit Aceh baru, memajukan dan menyukseskan pendidikan Aceh melalui Program Aceh Caroeng dan Aceh Meuadab, yaitu pendidikan Islami, sesuai Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2015 tentang penyelenggaraan pendidikan, dan menguasai teknologi. Gerak pembangunan sektor Pendidikan harus secara dinamis mengikuti era perubahan industri 4.0," ujar Plt Gubernur.

Untuk diketahui bersama, sebagai wujud dalam pelaksanaan Syariat Islam di bidang pendidikan, Pemerintah Aceh telah memiliki kurikulum pendidikan Islami, sesuai amanah Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2015 perubahan atas Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan.

"Kurikulum Aceh Islami adalah kurikulum nasional yang ditambah dengan muatan nilai islami dan kearifan lokal. Kurikulum nasional tetap dilaksanakan sesuai standar minimal dengan pengintegrasian materi dan nilai Islami serta muatan lokal ke-Acehan," kata Nova.

Nova menambahkan, sebagai daerah yang menerapkan syariat Islam, kurikulum ini merupakan kebutuhan daerah untuk mengembangkan kompetensi peserta didik yang sesuai dengan potensi daerah dan bercirikan islami, sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Sebagaimana diketahui, Al-Qur’an sebagai dasar hukum bagi umat Islam telah menjelaskan gagasan yang paling canggih, komprehensif dan mendalam tentang konsep ilmu pengetahuan.

"Bahkan, Pentingnya ilmu pengetahuan berada di bawah pembahasan tauhid, yang merupakan tema sentral dalam pembahasan al-Quran. Secara khusus, Al-Gazali juga menyebutkan bahwa pendidikan moralitas, harus lebih diutamakan dalam proses pembelajaran. Supaya menghasilkan peserta didik yang dapat membawa misi rahmatan lil `alamin, sebagai khalifah di muka bumi," ungkap Nova.

Oleh karena itu, Plt Gubernur mengajak semua pihak untuk mendukung Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin, yang selama lima tahun kedepan akan fokus pada pengembangan sumber daya manusia. Dengan SDM yang berkualitas, maka Indonesia akan menjadi bangsa yang maju dan disegani oleh bangsa lain.

"Agar tidak menjadi beban negara, sudah sewajarnya Pemerintah fokus pada peningkatakan kualitas SDM. Hampir 75 tahun merdeka, namun kualitas SDM kita masih jauh berada di bawah kualitas SDM sejumlah negara yang juga pernah dijajah, seperti India, Malaysia, Vietnam, dan Philipina. Mantan Mendikbud Muhajir Effendi menyebutkan, bahwa dalam hal mutu pendidikan dan budaya literasi Indonesia tertiggal 45 tahun. Ini tentu harus menjadi perhatian kita bersama," imbuh Nova.

Plt Gubernur menambahkan, Unesco, salah satu badan PBB yang bergerak di bidang pendidikan, pengetahuan dan budaya, menjelaskan, bahwa upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa dapat dilakukan melalui peningkatan mutu pendidikan, yang dikenal dengan istilah 4 pilar pendidikan, yakni belajar mengetahui, melakukan sesuatu, menjadi sesuatu dan hidup bersama.

"Dalam konteks Aceh, harus dilakukan secara integratif dengan basis nilai-nilai kultural sejarah masyarakat yang kosmopolit," imbuh Nova.

Ki Hadjar Dewantara sang pelopor pendidikan Indonesia, telah mengingatkan bahwa pendidikan sebagai proses belajar menjadi manusia berkebudayaan berorientasi ganda, yaitu memahami diri sendiri dan memahami lingkungannya.

"Pendidikan harus dicapai dengan cara-cara mulia dan meudab untuk memberi kemaslahatan kepada kelompok sosial lainnya. Untuk itu, diperlukan individu-individu yang mampu membebaskan dirinya dari penindasan yang dikontruksikan oleh perguruan tinggi," lanjut Nova.

Untuk mewujudan hal tersebut, Plt Gubernur mengingatkan pentingnya upaya memperkuat keterpaduan dimensi kognitif, affektif dan psikomotor serta keterpaduan nilai-nilai sejarah masyarakat Aceh, agar Aceh memiliki insan yang memiliki intelektual, moralitas dan relegiusitas sekaligus.

Plt Gubernur menambahkan, beberapa riset menyebutkan ada 10 faktor yang menentukan kesuksesan seseorang, yaitu Kejujuran, disiplin keras, mudah bergaul, dukungan pendamping, Kerja keras, kecintaan pada yang dikerjakan, kepemimpinan, kepribadian kompetitif, hidup teratur, Kemampuan menjual ide.

"Pendidikan merupakan kerangka dasar bagi pembangunan nasional, karena dengan pendidikan yang bermutu dapat diciptakan sumberdaya manusia yang bermutu pula. Sumber daya manusia ini merupakan aktor utama penggerak pembangunan nasional. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu pilar penting bagi pembangunan," kata Nova.

Secara umum, sambung Nova, pengalokasian dana APBA untuk sektor pendidikan di daerah sudah cukup baik. Pengalokasian dana bantuan operasional sekolah di Aceh sudah cukup adil , dimana dalam pegalokasiannya pemerintah daerah telah memperhatikan faktor-faktor sosial ekonomi.

LPTK dan SDM

Dalam orasinya, Plt Gubernur juga menegaskan, bahwa untuk memenangkan persaingan global, dibutuhkan mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas tinggi dan memiliki keunggulan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri sekaligus lahan yang sangat menguntungkan bagi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).

LPTK merupakan lembaga penghasil tenaga pendidik atau guru di Indonesia, yang sangat berperan bagi peningkatan kualitas SDM di Indonesia. LPTK mempunyai tanggung jawab menciptakan tenaga pendidik yang profesional. Apalagi saat ini masih terdapat beberapa masalah pendidikan di Aceh. Ini tentu menjadi tanggungjawab universitas di Aceh," sambung Nova.

Untuk diketahui bersama, temuan Majelis Pendidikan Aceh pada tahun 2019, menyebutkan bahwa Aceh masih kekurangan tenaga non kependidikan, terutama pustakawan, operator sekolah, laboran, tata usaha (TU), bendahara sekolah, teknisi sumber belajar, penjaga sekolah, tenaga kebersihan dan satpam sekolah.

Selain itu, sambung Nova, mutu lulusan sekolah SMA/SMK di Aceh tidak berdaya saing. Data tahun 2019, penerimaan calon mahasiswa baru melalui jalur SBMPTN di Universitas Syiah Kuala, khususnya prodi pendidikan dokter, prodi pendidikan dokter gigi, dan pendidikan dokter hewan, tingkat kelulusan calon mahasiswa asal non Aceh lebih tinggi dari pada calon mahasiswa asal Aceh.

Oleh karena itu, Nova mengajak semua pihak untuk segera berbenah dan mengantisipasi kejadian inni dengan berbagai daya upaya dan strategi, demi kemajuan dunia pendidikan Aceh dan demi melahirkan SDM Aceh yang unggul dan berdaya saing global.

Nova meyakini, selain dapat memberikan gagasan, kehadiran Perguruan Tinggi juga berkontribusi bagi pengembangan Aceh, sehingga melalui pendidikan akan terjadi proses memanusiakan manusia lain. Dalam orasinya, Nova juga mengutip ayat Qur’an, yaitu surat Al Isra, ayat 70.

"Selamat kepada para wisudawan. Ingat jasa Ibu, Ayah, ingat jasa guru. Kita tidak mungkin berada di suatu tempat terhormat tanpa kasih sayang orang tua dan sentuhan seorang guru," pungkas Plt Gubernur Aceh



Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda