17 Tahun Tsunami, Warga Aceh Utara dan Lhokseumawe Larut Dalam Zikir
Font: Ukuran: - +
Reporter : Agam K
Sebanyak ratusan warga ikut larut dalam zikir dalam rangka peringatan tragedi tsunami, peringatan yang diselenggarakan di Masjid Kuala Mane, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara itu, juga tidak sedikit yang meneteskan air mata. [Foto: Dialeksis/Agam K]
DIALEKSIS.COM | Aceh Utara - Sebanyak ratusan warga ikut larut dalam zikir dalam rangka peringatan tragedi Tsunami, peringatan yang diselenggarakan di Masjid Kuala Mane, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara itu, juga tidak sedikit yang meneteskan air mata.
Ketika terjadinya tsunami pada 17 tahun yang lalu, maka desa tersebut rata dengan tanah karena letaknya tepat di bibir pantai menghadap Selat Malaka dan juga sebagai desa terparah yang porak poranda akibat tsunami.
Mukim Mane, Kecamatan Krueng Mane, Aceh Utara, Muslem, menyebutkan peringatan 17 tahun tsunami itu bukan sebatas doa dan zikir bersama. Namun, mengingatkan masyarakat yang selamat dari tsunami akan sanak saudara yang sahid dalam musibah maha dahsyat sepanjang 50 tahun terakhir di Aceh.
“Dengan memperingati tragedi tsunami ini, maka harus menjadi pelajaran bagi kita semua, siaga akan bencana dan terus mengenang mereka yang telah pergi dengan mengirimkan doa,” ujar Muslem, Minggu (26/12/2021).
Peringatan tragedi tsunami juga diperingati di pantai Desa Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Panglima Laot, Kota Lhokseumawe, Rusli, menyebutkan setiap 26 Desember mereka selalu berkumpul untuk berdoa dan mengenang tsunami.
“Nelayan semuanya juga berhenti melaut dan setelah melakukan doa bersama maka baru melaut kembali,” tutur Rusli. [Agk]