kip lhok
Beranda / Aceh Hebat / Revolusi Industri 4.0, Koperasi dituntut Kuasai Teknologi

Revolusi Industri 4.0, Koperasi dituntut Kuasai Teknologi

Senin, 16 September 2019 17:41 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Aceh Timur - Revolusi industri 4.0, menuntut koperasi dan para pelaku usaha untuk menguasai dan memanfaatkan teknologi, baik dalam tahap produksi maupun pada sistem promosi dan pemasaran. 

Pesan tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua TP PKK Aceh Dyah Erti Idawati, kepada awak media usai menghadiri peringatan Hari Koperasi ke-72 tingkat Aceh, di Halaman Kantor Bupati Aceh Timur, Senin (16/9/2019) pagi. 

"Dunia berubah sangat cepat. Revolusi industri 4.0, menuntut koperasi dan masyarakat yang selama ini bergelut di industri kreatif dan para pelaku usaha untuk menguasai dan  memanfaatkan teknologi, baik dalam proses produksi, promosi maupun sistem pemasaran. Jika tidak, maka kita akan tergerus zaman," ujar Dyah Erti. 

Untuk diketahui bersama, selama ini Dyah Erti sangat giat mempromosikan produk kerajinan asli Aceh ke berbagai kegaiatan, baik di tingkat lokal maupun nasional. 

Wanita yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dekranasda Aceh ini, kerap melakukan kunjungan ke Dekranasda kabupaten/kota, untuk mengkampanyekan pemanfaatan Teknologi Informasi dalam proses pemasaran produk. 

Sementara itu, Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Wildan selaku Kepala Dinas Koperasi dan UKM Aceh, mengajak insan koperasi untuk mempersiapkan diri menghadapi era revolusi industri 4.0, dengan memanfaatkan teknologi digital sebagai alat penunjang untuk meningkatkan kinerja. 

"Melalui peringatan Hari Koperasi ini, saya mengajak seluruh insan koperasi untuk mempersiapkan diri menghadapi era revolusi industri 4.0. Mari kita manfaatkan ketersediaan teknologi digital yang ada dalam menjalankan koperasi. Manfaatkanlah teknologi sebagai alat untuk meningkatkan kinerja usaha," imbau Nova. 

Plt Gubernur juga mengimbau agar koperasi memanfaatkan platform online, dan menjadikan media sosial sebagai media pelayanan anggota dan bisnis. Atau, memakai platform e-commerce untuk berjualan, bahkan membuat toko online atau online store sendiri. 

"Saya yakin, dengan keinginan dan semanagat untuk berubah, koperasi mampu memanfaatkan platform online dan membuat online store sendiri. Untuk itu, diperlukan kreativitas dan inovasi dalam diri setiap pengurus koperasi," ujar Plt Gubernur. 

Dalam kegiatan tersebut Pemerintah Aceh juga mengapresiasi beberapa Koperasi Aceh yang sudah menunjukkan prestasi dan diperhitungkan di tingkat nasional bahkan internasional, seperti. 

Sebagaimana diketahui, Ridwan Husin selaku Ketua Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan Aceh Tengah, dianugerahi penghargaan Satya Lencana oleh Presiden RI. Koperasi yang fokus pada penjualan Kopi ini dinilai berhasil menggerakkan dan memajukan koperasi di Aceh Tengah. 

Selain itu, Pemerintah Aceh juga mengapresiasi Koperasi Ketiara, Koperasi KINA di Aceh Barat, dan Koperasi Serba Usaha Wangi Sari Selamat Jaya (Wassalam). Masing-masing koperasi ini bergerak di bidang perkebunan, menghasilkan kopi, minyak nilam, dan kelapa sawit. 

Pemerintah Aceh juga mengapresiasi Puskop Kartika Iskandar Muda. SHU koperasi ini cukup besar, yaitu mencapai Rp1,8 M. Nova meyakini, pencapaian-pencapaian yang diraih beberapa koperasi ini tentu melalui berbagai proses dan kerja keras. Ini merupakan capaian yang luar biasa dan layak dicontoh oleh koperasi lainnya di Aceh. 

Pada Hari Puncak Koperasi ke-72 ini, Pemerintah Aceh juga akan memberi penghargaan kepada 15 koperasi yang dianggap sukses menjalankan usahanya. Beberapa di antaranya bahkan telah mendapat penghargaan secara nasional yang disampaikan saat peringatan Hari Koperasi (12/7) lalu. Beberapa di antaranya adalah Kokarlin Banda Aceh dan Puskop Kartika Iskandar Muda. 

Pendampingan dan Pembinaan Koperasi Pasif 

Dalam sabutannya, Nova mengingatkan kepada dinas dan pihak terkait untuk melakukan pendampingan dan pembinaan terhadap koperasi yang tidak aktif. Berdasarkan data, dari total 6 ribuan unit koperasi yang tersebar di Aceh, hanya 69 persen saja yang aktif. 

"Ini menandakan masih ada koperasi yang perlu mendapatkan pembinaan dan didampingi secara intens agar usahanya berkembang dan maju. Selain itu, perlu dilihat kembali apa penyebab mandegnya, sehingga bisa segera dicarikan solusi agar dapat aktif lagi." 

Namun di sisi lain, Nova menyayangkan minimnya koperasi yang melaksanakan sistem syariah.  Hingga saat ini, hanya ada puluhan koperasi yang menjalankan sistem syari’ah. Padahal, Pemerintah Aceh telah mengeluarkan regulasi yang mengatur tentang lembaga keuangan syariah. 

"Sangat jauh jumlahnya jika dibandingkan dengan koperasi yang menjalankan sistem konvensional. Saya mengajak kita semua mendukung pelaksanaan sistem syariah di koperasi. Para pengurus koperasi yang masih menjalankan sistem konvensional sudah waktunya mempersiapkan diri untuk menerapkan sistem syariah, sesuai tuntunan Quran dan Sunnah," imbau Nova. 

Dalam kegiatan tersebut, panitia juga memberikan santunan kepada 100 anak yatim. Usai acara, Wakil Ketua TP PKK Aceh didampingi Bupati Aceh Timur dan Ketua TP PKK Aceh Timur meninjau sejumlah stand kabupaten/kota yang berjajar rapi di Halaman Komplek Perkantoran Pemkab Aceh Timur. (J)

      
Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda