Senin, 24 November 2025
Beranda / Berita / Nasional / Kiai Anwar Iskandar Kembali Terpilih jadi Ketua Umum MUI 2025-2030

Kiai Anwar Iskandar Kembali Terpilih jadi Ketua Umum MUI 2025-2030

Minggu, 23 November 2025 22:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Ketum MUI KH Anwar Iskandar saat menyampaikan pidato perdana seusai ditetapkan sebagai Ketua Umum MUI dalam Munas XI, di Jakarta, Sabtu (22/11/2025) malam. Foto: dok MUI


DIALEKSIS.COM | Jakarta - KH Anwar Iskandar kembali mengemban amanah sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2025-2030 setelah diputuskan dalam Sidang Pleno ke-12 Musyawarah Nasional (Munas) XI MUI di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Sabtu (22/11/2025). 

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Kediri ini, terpilih melalui sistem musyawarah mufakat Ahlul Halli wal Aqdi yang menetapkan 19 formatur untuk memilih pimpinan baru.

Dalam sambutan penutupan Munas XI sekaligus pidato perdananya sebagai Ketua Umum MUI periode 2025-2030, Kiai Anwar langsung menegaskan beratnya amanah yang harus ia pikul.

“Perkenankan pertama-tama, saya mengucapkan Innalillahi wa inna ilayhi raji‘un, bahwa hari ini saya mendapat amanah dari Munas ini untuk memimpin kepengurusan Majelis Ulama Indonesia. Ini musibah bagi saya, karena bagaimanapun juga akan menambah tanggung jawab yang pada akhirnya pasti akan dipertanyakan di hadapan Allah SWT,” ujarnya.

Kiai Anwar menekankan bahwa MUI adalah “tenda besar umat Islam Indonesia” yang menjadi ruang berkumpul, berdiskusi, dan bermusyawarah demi kemaslahatan umat.

“Di dalamnya, kita berenang, berkumpul, bermusyawarah, dan berpikir untuk sesuatu yang memberi manfaat serta maslahat bagi umat. Masih banyak hal yang harus kita lakukan untuk memberi manfaat bagi umat,” sambungnya.

Kiai Anwar Iskandar mengingatkan bahwa ulama memiliki tanggung jawab penting dalam membimbing umat.

“Menyelamatkan umat dari paham-paham agama yang menyimpang adalah menjadi kewajiban kita. Menyelamatkan umat dari kebodohan dan kemiskinan adalah bagian dari kewajiban kita,” tegasnya.

Kiai Anwar juga menekankan bahwa peran ulama tidak hanya terbatas pada aspek spiritual, tetapi juga dalam memperkuat daya saing dan kemajuan umat.

“Menyelamatkan umat dari berbagai hal yang menyebabkan umat ini tidak bisa maju dan tidak bisa kuat adalah bagian dari tanggung jawab yang harus kita lakukan,” sambungnya.

Kiai Anwar juga menyoroti pentingnya sinergi antara ulama dan pemerintah dalam menghadapi berbagai kemungkaran modern.

“Ada sesuatu yang bisa dilakukan oleh ulama tapi tidak bisa dilakukan oleh pemerintah, ada yang bisa dilakukan oleh pemerintah tapi tidak bisa dilakukan oleh ulama. Oleh karena itu, sinergitas menjadi kewajiban kita semua,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI