kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Kemendagri Dorong Transformasi Teknologi dan Digitalisasi Guna Kemajuan Layanan Publik

Kemendagri Dorong Transformasi Teknologi dan Digitalisasi Guna Kemajuan Layanan Publik

Selasa, 29 Maret 2022 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Sekjen Kemendagri Suhajar Diantoro mewakili Mendagri Muhammad Tito Karnavian dalam acara Digitalisasi Nusantara Expo dan Summit (DNES) 2022 di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Selasa (29/3/2022). [Foto: Puspen Kemendagri]


DIALEKSIS.COM | Surakarta - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mendorong transformasi teknologi dan digitalisasi guna kemajuan layanan publik. 

Hal ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Suhajar Diantoro yang mewakili Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian dalam acara Digitalisasi Nusantara Expo dan Summit (DNES) 2022 di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Selasa (29/3/2022). 

Acara tersebut diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Yayasan Internet Indonesia, serta bekerja sama dengan Kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah terkait. 

DNES 2022 menjadi salah satu upaya membangun ekosistem digital yang menjembatani ketimpangan transformasi digital, terutama di daerah. 

Dalam sambutannya, Suhajar memaparkan kesimpulan penelitian Mark Turner dan David Hulme yang meneliti negara-negara berkembang, yang mengalami kemajuan lebih pesat di antara sejumlah negara berkembang lainnya. 

Konsentrasi penelitian yang dilakukan sejak 1997 tersebut dilakukan di negara Singapura, Taiwan, Korea Selatan, Thailand, dan Malaysia. Mark Turner dan David Hulme menganggap lima negara ini mengalami kemajuan lebih cepat. 

"Kesimpulannya mengatakan bahwa, negara-negara yang mengalami kemajuan lebih cepat dari sejumlah negara lain adalah kemampuan negara tersebut merubah atau mentransformasikan pemerintahannya menjadi organisasi pelayanan publik yang efektif," katanya. 

Suhajar mengungkapkan, kemajuan pelayanan publik di negara-negara yang diteliti oleh Mark Turner dan David Hulme berhubungan erat dengan kemajuan teknologi informasi. Seperti yang terjadi di negara Singapura yang "pelayanan publik digital"-nya tak pernah berhenti. 

Berbeda dengan Indonesia yang hari Sabtu-Minggu pelayanan publiknya tutup. Karena itu, menurutnya, perlu ada transformasi teknologi digital dari pusat hingga desa. 

"Ternyata pemerintah itu adalah pelayan, maka Singapura bisa maju, Korea Selatan bisa maju. Itulah yang diterjemahkan Bapak Presiden," ujarnya. 

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid, yang memberikan sambutan secara virtual, mengatakan Indonesia telah dua tahun menghadapi pandemi. 

"Kadin melihat kondisi tersebut dengan dua perspektif, yaitu sebagai perang pandemi dan perang ekonomi. Karena itu, Kadin mendorong agar kondisi seperti ini dihadapi secara gotong royong," tutur Arsjad.

Dia melanjutkan, Indonesia juga tengah mengalami digitalisasi, kebutuhan teknologi pun meningkat di era pandemi. Hal ini mendorong ekonomi digital berkembang, dengan didukung oleh populasi pengguna internet yang sangat besar di Indonesia.

"Prospek ekonomi digital Indonesia diperkirakan sebesar 146 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun 2025. Hal ini membawa optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujarnya. 

Arsjad menyebut, intensitas digital ini sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Namun demikian, hal ini masih menyisakan banyak tantangan, seperti transformasi dan pemerataan digital. Di tengah proses transformasi digital, baru sekitar 26 persen marketplace yang masuk ke dalam ekosistem digital. 

"Ini menjadi PR," ucapnya. 

Sementara itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka secara virtual mengimbau para pengusaha dan pihak terkait agar memanfaatkan marketplace bagi pengusaha. Sebab, hal ini sejalan dengan globalisasi dan ekonomi digital. 

"Semoga kegiatan ini (DNES 2022) dapat menjadi wadah seluruh pihak terkait," pungkasnya. [PK]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda