Apkasindo Catat 123 PKS Berhenti Serap TBS
Font: Ukuran: - +
Ilustrasi sawit. [Foto: Istimewa]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) mendata sebanyak 123 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) berhenti beroperasi menyerap tandan buah segar (TBS) sawit. Kondisi ini disebabkan perusahaan sawit kesulitan mengekspor sejak pemerintah membuka kembali keran ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya pada Mei.
Ketua Umum Apkasindo Gulat Manurung mengatakan pabrik sawit berhenti mengolah TBS sawit karena lambatnya laju penyerapan CPO oleh industri antara dan hilir. Penyetopan operasi ini membuat harga TBS sawit semakin lemah.
Per 11 Juli 2022, Gulat mendata rata-rata harga TBS sawit dari kebun petani swadaya adalah Rp 873 per kilogram (Kg), sedangkan rata-rata harga TBS dari kebun petani bermitra Rp 1.255 per Kg. Kedua angka tersebut lebih rendah dari rata-rata harga referensi Dinas Perkebunan di 22 provinsi senilai Rp 2.392 per Kg.
Rata-rata harga TBS terendah ada di provinsi Gorontalo, yakni Rp 500 dari kebun petani swadaya dan Rp 800 dari kebun petani bermitra. Adapun, harga referensi Dinas Perkebunan Gorontalo ditetapkan senilai Rp 2.000 per Kg.
Selain itu, Harga Pokok Produksi (HPP) petani sawit telah naik menjadi Rp 2.250 per 6 Juni 2022. Artinya, saat ini petani sawit menjual TBS sawit dengan kerugian Rp 995 - Rp 1.377 per Kg kepada PKS.
Kemudian, harga TBS Rp 800 per Kg (jika dijual langsung) di pabrik. Di pengepul, (harga TBS) bisa tinggal Rp 400 per Kg.
Sementara itu, Kementerian Perdagangan telah meminta PKS untuk membeli TBS sawit petani setidaknya Rp 1.600 per Kg. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menghitung harga maksimum TBS yang dapat diberikan oleh PKS dengan harga CPO saat ini adalah Rp 1.200 per Kg dengan catatan tangki PKS tidak penuh.
Sekretaris Jenderal Gapki Eddy Martono mengatakan harga tender CPO per 11 Juli 2022 adalah Rp 7.000 per Kg. Hal tersebut membuat PKS tidak dapat memenuhi imbauan pemerintah untuk membeli TBS sawit senilai Rp 1.600 per Kg.
Eddy menghitung TBS dapat diserap oleh PKS senilai Rp 1.600 jika harga CPO setidaknya mencapai Rp 8.000 per Kg. Eddy menilai hal tersebut dapat terjadi jika ekspor CPO kembali lancar dan stok CPO nasional ada di rentan 3 juta - 4 juta ton per bulan.
Eddy berharap begitu (ekspor lancar pada akhir Juli 2022 atau Agustus 2022), tapi sampai saat ini sepertinya masalah kapal menjadi hambatan utama,” kata Eddy kepada Katadata.co.id.
Dia mencatat total ekspor sejak 23 Mei - 12 Juli 2022 mencapai 2,1 juta ton. Menurutnya, rata-rata ekspor CPO dan turunannya mencapai 2,5 juta - 3 juta ton per bulan.
Ia juga menyebutkan saat ini tangki penyimpanan CPO telah ada di posisi waspada atau sebanyak 6,3 juta ton. Adapun total tangki penyimpanan CPO dan turunanya secara nasional mencapai 7 juta ton.
Plt. Ketua Umum Dewan Sawit Indonesia (DSI) Sahat Sinaga mengatakan ekspor CPO dan produk turunannya terkendala setelah pemerintah pernah menutup keran ekspor. Dia mengatakan kepercayaan terhadap pengusaha menjadi berkurang. [Katadata]