kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Prodi Agribisnis Unsyiah Bersama BI Bahas Kemiskinan Aceh

Prodi Agribisnis Unsyiah Bersama BI Bahas Kemiskinan Aceh

Rabu, 13 Maret 2019 22:00 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala bersama dengan Bank Indonesia, Rabu (13/03/3019) menyelenggarakan acara Briefing Pembangunan Tahun 2019 bertemakan "Peta Kemiskinan Dan Ketenagakerjaan Provinsi Aceh 2018 dan Prospek Tahun 2019". 

Acara yang dilaksanakan atas kerja sama dengan Pusat Studi Pembangunan Pedesaan dan Pertanian Berkelanjutan Universitas Syiah Kuala dan Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) ini diadakan di Ruang Rapat 1 Gedung Tipe C Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala dan dihadiri oleh 50 peserta dari civitas akademika di lingkungan Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unsyiah.

(Baca juga: Unsyiah dan BI Jalin Kerjasama untuk Kembangkan Nilam Aceh)

Dr. Ir. Indra, M.P selaku Ketua Program Studi Agribisnis sekaligus moderator mengatakan, "Acara ini diselenggarakan sebagai media pembelajaran bagi civitas akademika dan juga sebagai wadah untuk menampung alternatif solusi dalam mengatasi masalah kemiskinan dan ketenagakerjaan yang terjadi di Aceh".  

Briefing juga menghadirkan kepala Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh, Zainal Arifin Lubis selaku pembicara utama. Ia memaparkan data sampai dengan tahun 2018, tingkat kemiskinan di Aceh terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. namun demikian, Aceh masih menjadi Provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Sumatera (15,68%). 

"Penyebab utama tingginya tingkat kemiskinan di Aceh saat ini adalah pertumbuhan ekonomi yang belum inklusif dan berkualitas, SDA melimpah yang belum dikelola dengan baik, struktur industri yang masih lemah, rentan terhadap tekanan inflasi, tingginya angka pengangguran," tutur Zainal.

Kepala BI Aceh menambahkan, kondisi pertumbuhan ekonomi di Aceh masih sangat tergantung pada APBA daerah dan tidak ada langkah sistematis pemerintah kabupaten, kota dan propinsi yang solid untuk membuat ramah iklim investasi di Aceh. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab tingginya kemiskinan dan tingkat pengangguran karena tanpa adanya lingkungan yang ramah akan iklim investasi akan sulit untuk meningkatkan perekonomian Aceh secara berkelanjutan. (rel)


Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda