Beranda / Berita / Aceh / Terendah Kedua Se-Aceh, Lhokseumawe Berhasil Tekan Prevalensi stunting

Terendah Kedua Se-Aceh, Lhokseumawe Berhasil Tekan Prevalensi stunting

Selasa, 30 April 2024 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Angka prevalensi stunting di Kota Lhokseumawe mengalami penurunan signifikan sebesar 7,4 persen. [Foto: Prokopim Lhokseumawe]


DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan angka prevalensi stunting di Kota Lhokseumawe mengalami penurunan signifikan sebesar 7,4 persen. Dari 28,1 persen di tahun 2022, kini turun menjadi 20,7 persen di tahun 2023.

Pencapaian ini menjadikan Kota Lhokseumawe sebagai kota/kabupaten dengan prevalensi stunting terendah kedua di Provinsi Aceh. Penurunan angka stunting ini patut diapresiasi, mengingat stunting merupakan masalah kesehatan serius yang dapat menghambat perkembangan anak dan berakibat jangka panjang. 

Penurunan ini merupakan hasil kerja keras dan sinergi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, instansi vertikal, perbankan, dunia usaha, kader kesehatan dan masyarakat.

Pj Wali Kota Lhokseumawe, A. Hanan, menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam upaya penurunan angka stunting di Kota Lhokseumawe. 

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras untuk menurunkan angka stunting di Kota Lhokseumawe," kata A. Hanan, dalam keterangannya, Senin (29/4/2024).

 A. Hanan juga menekankan pentingnya keberlanjutan upaya pencegahan dan penanganan stunting. 

"Penurunan angka stunting ini patut disyukuri, namun bukan berarti kita boleh lengah. Kita harus terus bekerja keras untuk mempertahankan pencapaian ini dan bahkan terus menurunkannya," tambah A. Hanan.

Sebagai langkah nyata untuk memperkuat upaya penurunan stunting di Lhokseumawe, Pemko Lhokseumawe sebelumnya telah meluncurkan program Orang Tua Asuh Balita Stunting. 

Dalam program ini, Pj Wali Kota mewajibkan seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemko Lhokseumawe untuk mengasuh dua anak balita stunting. Program ini juga menggandeng sejumlah instansi vertikal, perbankan, dan dunia usaha di Lhokseumawe untuk turut berperan sebagai orang tua asuh balita stunting yang dipusatkan di 4 kecamatan di wilayah Kota Lhokseumawe.

Lebih lanjut, A. Hanan juga telah mendorong agar seluruh gampong yang ada di Kota Lhokseumawe untuk membentuk Rumoh Gizi Gampong sebagai pusat edukasi dan layanan kesehatan bagi masyarakat, termasuk dalam hal pencegahan dan penanganan stunting. 

"Dengan program ini, kita harapkan penurunan stunting di Lhokseumawe dapat semakin optimal dan mencapai target nasional yaitu 14% di tahun 2024," Tutup Kepala Dinas Lingkungan dan Kehutanan Provinsi Aceh ini. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda