Beranda / Tajuk / Wajah Bopeng KPK di Tangan Firli

Wajah Bopeng KPK di Tangan Firli

Minggu, 12 November 2023 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri. Foto: Ist/net


DIALEKSIS.COM | Tajuk - Bendera integritas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang sudah dikibarkan untuk membebaskan Pertiwi dari korupsi bagaikan “terbakar”. Wajah bopeng lembaga yang diharapkan publik menjadi 'superbody', korengnya semakin jelas.

Lembaga yang diharapkan jadi pembersih tidak akan mampu melakukan tugasnya dengan baik, bila didalamnya belum diisi oleh manusia yang berhati bersih, tulus dan ikhlas. Pertiwi membutuhkan manusia yang berintegritas, bebas dari ego pribadi, kelompok, dan bebas intervensi elit politik.

Rakyat sudah memberikan kepercayaan dan mandat kepada Komisi Pemberantasan Korupsi untuk memastikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bebas dari aksi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Dari kepercayaan dan mandat itulah KPK sebagai lembaga superbody memiliki fasilitas untuk mewujudkan keinginan sederhana rakyat Indonesia tersebut. Rakyat menginginkan bangsa ini makmur sejahtera, kekayaan negara benar-benar aman serta bebas dari praktik tikus-tikus perusak negara dari tindakan KKN.

Ironinya! KPK belum mampu mewujudkan harapan rakyat yang sangat sederhana itu. Salah satu pemicunya adalah perilaku pimpinan KPK, Firli Bahuri. Pimpinan KPK terlihat akhir-akhir ini semakin politis, bermain di wilayah tepian politik. Lebih bertindak pribadi dan menambah bopeng guratan wajah KPK.

Bendera integritas KPK terbakar. Firli terlihat membawa gerbong KPK dalam kesemrawutan, bagaikan berada di lorong gelap tanpa lentera. Bagaikan menghilangkan momentum cita-cita publik agar Indonesia terbebas dari penjajahan korupsi. 

Selama menjadi Ketua KPK Firli paling sering dilaporkan atas dugaan pelanggaran kode etik ke dewan pengawas KPK. Mulai dugaan membocorkan dokumen hasil penyelidikan di Kementerian ESDM.

Sewa helikopter mewah, bertemu pihak terkait perkara sampai pada memberhentikan Brigjen Endar atas dugaan menolak menaikkan status Formula E ke tahap penyidikan. Kasus Harun Masiku dan terakhir yang saat ini sedang menguras perhatian publik, dugaan ketua KPK menjadi saksi atas pemerasan terhadap tersangka SYL dan gratifikasi rumah sewa oleh seorang pengusaha.

Dilain sisi, massif dan maraknya prilaku korup di seluruh Indonesia masih menunjukan wajah bopeng KPK dibawah kendali Firli. Kini, Firli secara sadar atau tidak telah membawa KPK ke alam kebencanaan.

Harapan dan semangat pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme semakin jauh dari sebuah cita cita luhur. Firli sudah memotret Indonesia dan membingkainya menjadi negara menyedihkan, negeri yang belum terbebas dari korupsi sesuai impian rakyat.

Apalah lembaga yang memiliki superbody ini akan terlihat senantiasa bopeng dengan koreng yang penuh guratan? Menyerahkan sebuah persoalan memang harus kepada ahlinya. Namun itu bukan jaminan bila penyelengaranya tidak mengunakan hati nurani.

Wajah KPK saat ini sudah mencabik-cabik nurani bangsa. Cita-cita yang luhur menghadirkan Bumi Pertiwi terbebas dari korupsi justru digari 'belenggu', dibuai oleh indahnya mimpi. Sampai kapan wajah lembaga yang superbody ini bagaikan muara yang tiada bertepi?

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda