Beranda / Tajuk / PKB dan Taruhan Politik di Tanah Rencong

PKB dan Taruhan Politik di Tanah Rencong

Selasa, 27 Agustus 2024 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

DIALEKSIS.COM | Tajuk - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akhirnya memutuskan untuk merapat ke kubu Muzakir Manaf dan Fadhlullah dalam kontestasi Pilkada Aceh 2024. Langkah ini bukan sekadar manuver politik biasa, melainkan sebuah taruhan besar yang bisa mengubah peta kekuatan di bumi Serambi Mekkah.

Dengan 9 kursi hasil Pemilu 2024, PKB memang bukan kekuatan dominan. Namun, jangan salah, partai berlambang jagung ini menyimpan amunisi yang tak bisa diremehkan. Jaringan yang mengakar kuat di dayah-dayah Aceh adalah modal sosial yang tak ternilai harganya. Di tanah yang sarat dengan nilai-nilai Islam, peran pesantren dalam membentuk opini publik tak bisa dipandang sebelah mata.

PKB juga membawa "tiket" akses ke panggung nasional. Sebagai partai papan atas di tingkat pusat, PKB bisa menjadi jembatan vital bagi kepentingan Aceh di Jakarta. Ini bukan hal sepele dalam konteks otonomi khusus yang kerap membutuhkan negosiasi alot dengan pemerintah pusat.

Jangan lupakan pula magnet electoral PKB di kalangan santri dan pengaruh kuat para ulama dalam tubuh partai. Di Aceh, di mana sosok ulama masih sangat dihormati, faktor ini bisa menjadi penentu dalam pertarungan suara.

Namun, politik tak pernah sesederhana hitungan matematis. Muzakir-Fadhlullah kini dihadapkan pada ujian untuk mengawinkan basis pendukung mereka yang beragam - dari eks kombatan hingga kalangan santri - dengan konstituen loyal PKB. Ini bukan pekerjaan mudah, mengingat sejarah dan dinamika politik Aceh yang kompleks.

Lebih jauh, dukungan PKB ini juga bisa menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi, ia memperkuat posisi tawar Muzakir-Fadhlullah. Di sisi lain, ini bisa memancing konsolidasi lebih kuat dari kubu lawan yang merasa terancam.

Masyarakat Aceh kini menanti. Akankah "perkawinan politik" ini mampu melahirkan kepemimpinan yang menjawab kerinduan akan perubahan? Atau ini hanya akan menjadi episode lain dari drama politik elitis yang jauh dari aspirasi akar rumput?

Satu hal yang pasti, dengan masuknya PKB ke arena, pertarungan Pilkada Aceh 2024 kini memasuki babak baru yang lebih menarik untuk disimak. Dan seperti pepatah Aceh mengatakan, "Meunyo ka meujeut-jeut, bek le peugah hana" (Jika sudah terjadi, jangan lagi mengatakan tidak). PKB telah membuat langkahnya. Kini, bola ada di tangan rakyat Aceh untuk menentukan nasib tanah rencong ke depan.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda