kip lhok
Beranda / Tajuk / Masa Tenang di Pemilu 2024: Suara Bijak Nurani Dalam Hening

Masa Tenang di Pemilu 2024: Suara Bijak Nurani Dalam Hening

Sabtu, 10 Februari 2024 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

Ilustrasi masa tenang kampanye berakhir. Foto:  Bawaslu Jabar


DIALEKSIS.COM | Tajuk - Di tengah getaran kegembiraan akan masa depan yang cerah, mari kita hentikan sejenak langkah kita untuk merenung. Pemilu adalah panggung bagi harapan, panggilan bagi keadilan, dan jalan bagi suara rakyat untuk berkumandang. Namun, sebelum kita memasuki babak akhir perjalanan ini, mari kita kenang dan hargai momen paling sakral dalam proses demokrasi: masa tenang.

Masa tenang bukanlah sekadar istirahat sejenak dari sorak-sorai kampanye politik yang menyertainya. Ini adalah tempat suci bagi kesunyian pikiran, tempat di mana jiwa kita merenung dan hati kita bersua dengan kebenaran yang tersembunyi di balik gema kehidupan politik yang gaduh. Ini adalah saat di mana kita, sebagai pemilih, memegang teguh kendali atas arah masa depan kita dengan kedamaian batin yang tak ternilai.

Di Pemilu 2024, mari kita sepakati bersama bahwa masa tenang bukanlah sekadar formalitas, melainkan panggilan hati dan kebijaksanaan bersama. Ini adalah kesempatan bagi kita untuk menemukan suara dalam keheningan, untuk menimbang pilihan dengan jernih tanpa disertai sorak-sorai atau kegemparan yang mencekam. Ini adalah waktunya bagi kita untuk bersatu dalam keheningan, melampaui perbedaan dan polemik politik, menuju puncak keputusan yang bijak dan damai.

Namun, tantangan besar menghadang dalam menjalani masa tenang. Di era di mana informasi berlimpah, di mana opini bergema di ruang digital, menjaga ketenangan pikiran menjadi tugas yang semakin berat. Namun, dalam kekacauan informasi yang mengelilingi kita, mari kita temukan ketenangan dalam kebenaran, kesadaran dalam kedamaian, dan kebijaksanaan dalam kesunyian.

Saat kita menghadapi masa tenang, mari kita ingat bahwa ini bukanlah sekadar larangan, tetapi panggilan jiwa kita sebagai warga demokrasi. Mari kita gunakan momen ini untuk merenung, untuk berdiam diri di dalam diri kita, dan untuk menemukan suara kita yang paling otentik. Karena hanya dalam kesunyian, kita akan menemukan kebijaksanaan; hanya dalam kebijaksanaan, kita akan menemukan kebenaran; dan hanya dalam kebenaran, kita akan menemukan kedamaian.

Oleh karena itu, di tengah gemuruh kampanye politik yang menggema di sekeliling kita, mari kita kenang makna yang lebih dalam dari masa tenang ini. Mari kita hentikan sejenak, renungkan pilihan kita dengan hati yang tenang, dan berjalan bersama menuju masa depan yang cerah, didukung oleh suara yang bijak dan damai dari seluruh rakyat.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda