DIALEKSIS.COM | Celoteh Warga - Takdir adalah sebuah irama yang tak pernah bisa ditebak. Ia datang tanpa aba-aba, mengalun tenang atau bergemuruh sesuka waktu. Begitulah kiranya jalan hidup Illiza Sa’aduddin Djamal. Sosok perempuan Aceh yang jejak langkahnya tertoreh dalam sejarah politik dan pengabdian publik. Sejak muda, ia sudah menapaki jalan yang tak mudah dari anggota DPRK, menjadi Walikota Banda Aceh, hingga sempat duduk di Senayan sebagai anggota DPR RI. Tapi ada sesuatu yang lebih kuat dari sekadar jabatan yakni panggilan jiwa berbuat untuk orang banyak.
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Diskursus mengenai kepemimpinan perempuan dalam politik dan masyarakat di Aceh kian mengemuka, terutama saat banyak tokoh dan aktivis mendorong keterlibatan perempuan dalam posisi strategis.
Menurut Direktur Eksekutif Flower Aceh, Riswati, kepemimpinan perempuan memiliki banyak ragam bentuk dan model yang terus berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI, Ratna Dewi Pettalolo, mengajak kaum perempuan untuk aktif mencegah dan menangkal praktik politik uang pada Pilkada serentak 2024.
Hal ini disampaikannya dalam keterangan resmi saat menghadiri sosialisasi bertema "Peran Perempuan dalam Mengawasi Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024" yang diselenggarakan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (5/10/2024).
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Nurlia Dian Paramita menjelaskan terkait mendorong keterwakilan perempuan dalam penyelenggara Pemilu.
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Fakta menunjukan hasil Pemilu 2019 di Provinsi Aceh, khususnya pada level DPRA Sebanyak 81 anggota Dewan hanya 8 orang menduduki kursi di legislatif. Jumlah itu berkurang dari hasil Pemilu 2014-2019 sebanyak 12 politisi perempuan duduk di DPRA.
Bukti sejarah menyebutkan, ketika perempuan milenium Indonesia masih berjuang menegakkan kesamaan haknya – yang terinspirasi oleh "gerutuan" R.A. Kartini, tujuh abad lalu para perempuan Aceh telah menikmati hak-haknya sebagai manusia yang setara tanpa perdebatan.