DIALEKSIS.COM | Dunia - Koki asal Inggris Jamie Oliver menangani kasus keju cheddar yang dicuri.

Oliver, yang menjadi terkenal sebagai "The Naked Chef" di TV dengan menyajikan makanan hingga ke bagian-bagian pentingnya, melakukan permohonan serius kepada para pengikutnya di media sosial untuk membantu memecahkan misteri hilangnya 22 metrik ton (48.488 pon) keju cheddar yang dicuri dalam sebuah penipuan.

Menyebutnya sebagai "perampokan keju cheddar," Oliver memberi tahu 10,5 juta penggemarnya di Instagram untuk waspada terhadap "truk penuh keju yang sangat mewah."

Hampir 1.000 bungkus keju cheddar artisanal yang dibungkus kain dicuri dari Neal's Yard Dairy oleh seorang penipu yang menyamar sebagai distributor grosir untuk pengecer besar Prancis, kata perusahaan itu. Keju itu sudah hilang sebelum perusahaan menyadari telah ditipu dan melaporkan pencurian itu pada 21 Oktober.

"Jika kesepakatan itu tampaknya terlalu hebat untuk menjadi kenyataan, mungkin memang begitu! Mari kita temukan pencuri keju ini," tulis Oliver.

Cheddar, yang dinamai berdasarkan desa di Inggris barat daya tempat keju itu berasal, adalah keju paling terkenal di dunia karena tidak memiliki status perlindungan seperti produk regional lainnya seperti sampanye dan, dengan demikian, diproduksi di banyak negara. Namun, hanya ada sedikit pembuat keju cheddar Inggris asli, kata Oliver.

"Ini adalah beberapa keju, atau sebagian besar dari semuanya, yang dicuri," katanya dalam sebuah video yang menyertai unggahannya.

Keju-keju itu berasal dari tiga pembuat: keju cheddar organik Hafod Welsh, keju cheddar Westcombe, dan Pitchfork cheddar.

Detektif di Scotland Yard dan otoritas internasional tengah mencari pelakunya.

Neal's Yard Dairy, distributor, grosir, dan pengecer keju artisanal Inggris, telah meminta para pedagang keju internasional untuk mewaspadai keju curian tersebut, khususnya keju blok seberat 10 kilogram (22 pon) dan 24 kilogram (52 ​​pon).

"Jika ada yang mendengar kabar tentang keju mewah yang dijual murah, mungkin itu ulah orang yang tidak bertanggung jawab," kata Oliver. [abc news]