Beranda / Gaya Hidup / Sosialita / Nina Nugroho Hadirkan Pesona Pinto Aceh di Panggung Mode

Nina Nugroho Hadirkan Pesona Pinto Aceh di Panggung Mode

Rabu, 06 November 2024 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Nina Nugroho dan koleksi desain baju khas pinto Aceh. Foto: kolase Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Batik pinto Aceh kini memiliki wajah baru. Motif khas Serambi Mekkah ini tampil dalam delapan koleksi busana rancangan Nina Nugroho di ajang Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF) 2024 yang digelar di Jakarta Convention Center, awal November lalu.

Desainer kondang ini mengemas koleksinya dalam tajuk "Peuhaba" - sebuah kata dalam bahasa Aceh yang berarti apa kabar. Pemilihan nama ini bukan tanpa makna. 

"Ini mengajak kita merefleksikan kembali kekayaan budaya Aceh, termasuk keunikan dan kesantunan dalam berbusana dan berinteraksi," ujar Nina kepada awak media.

Bagi Nina, Aceh bukan sekadar provinsi dengan status keistimewaan yang menerapkan hukum Islam. Wilayah ini juga menyimpan kisah perjuangan para srikandi yang mewarnai sejarah Indonesia. Semangat inilah yang ia tuangkan dalam rancangannya.

Yang menarik, Nina memberikan sentuhan inovatif pada batik pinto Aceh. Ia memilih palet warna gelap, berbeda dari versi konvensional yang didominasi warna cerah. "Ini adaptasi agar batik ini lebih mudah diterima di luar Aceh, terutama sebagai busana kerja," katanya.

Motif pinto Aceh sendiri mengandung filosofi mendalam tentang karakter masyarakat Aceh. Menurut Nina, motif ini melambangkan kepribadian yang selektif namun hangat dalam menjalin relasi - cerminan karakteristik umum masyarakat Muslim Indonesia.

Koleksi ini juga membawa misi berkelanjutan. Nina mengungkapkan bahwa batik yang ia gunakan dibeli langsung dari pengrajin lokal Aceh. "Ini bagian dari komitmen kami mendukung sustainable modest fashion sekaligus memberdayakan ekonomi pengrajin," jelasnya.

Melalui koleksi ini, Nina berharap batik pinto Aceh bisa sejajar dengan motif-motif batik populer lainnya dari berbagai daerah di Indonesia. Sebuah upaya mengangkat warisan budaya sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi para pengrajin batik Aceh.

Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI