DIALEKSIS.COM | Soki - Yusri Razali (36) mengawali hidup di Meureudu, Pidie Jaya, sebuah kota sederhana di Aceh. Lahir pada 29 April 1987, pria yang akrab disapa Bang Yusri ini menghabiskan masa remajanya di tanah kelahiran, menyelesaikan pendidikan dasar hingga SMP sebelum merantau ke Dayah Darussa’adah Pusat Teupin Raya Pidie.
Empat tahun di pesantren itu, kata Yusri, "mengajarkan disiplin dan keteguhan modal utama dalam memimpin."
Karakter kepemimpinan Yusri mulai terasah sejak muda. Di bangku SMA, ia aktif di organisasi pelajar. Jiwa pengabdiannya terus mengalir: pada 2009-2010, ia memimpin Pengurus Daerah Pelajar Islam Indonesia (PII) Kota Banda Aceh.
Dua tahun berikutnya, ia dipercaya sebagai Sekretaris Umum PII Aceh. "Organisasi adalah nafas kedua. Di sana, saya belajar bahwa kepemimpinan bukan soal jabatan, tapi tanggung jawab," ujarnya.
Tak berhenti di situ, ia melanjutkan pengabdian di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Aceh (2013-2016) sebagai Wakil Sekretaris Bidang Perencanaan. Gelora itu berlanjut ke dunia akademik: sebagai alumnus Fakultas Tarbiyah UIN Ar-Raniry, ia mengaku bahwa ilmu pendidikan yang ia dapat "mempertajam kemampuan menyusun strategi, terutama dalam membangun kesadaran masyarakat."
Jalan Panjang Menuju KIP
Kiprah Yusri di dunia pemilihan umum dimulai pada 2012 sebagai Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kuta Raja. Enam tahun kemudian, ia melesat menjadi Komisioner KIP Banda Aceh (2018-2023). Di tangan pria yang gemar bersosialisasi ini, Divisi Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih KIP Banda Aceh menjelma sebagai ujung tombak peningkatan partisipasi masyarakat.
Inovasinya tak main-main. Melalui kanal YouTube Yusri Razali Official, ia gencar menyebarkan konten edukasi pemilu. Hasilnya, Partisipasi Pemilih Kota Banda Aceh pada 2019 mencapai 78,63%, melampaui target nasional 77,5%.
"Kuncinya adaptasi: masuk ke ruang digital tempat pemilih muda berada," katanya.
Konsistensinya membuahkan penghargaan Ketua Divisi Teraktif dan Inovatif di Media Sosial dari KIP Aceh pada 2022. "Penghargaan ini bukan akhir. Justru awal untuk bekerja lebih keras," tegasnya saat menerima penghargaan di Takengon, Juni 2022.
Aklamasi dan Visi untuk Pemilu Berkualitas
Pada 10 Juli 2023, Yusri kembali dilantik sebagai Komisioner KIP Banda Aceh untuk periode 2023-2028. Tak butuh waktu lama, rekan-rekannya menyepakatinya sebagai Ketua KIP secara aklamasi.
"Ini kepercayaan yang tak boleh disia-siakan," ucapnya setelah dilantik Plh Wali Kota Banda Aceh, Amiruddin.
Di periode keduanya, Yusri bertekad melanjutkan terobosan, termasuk memperkuat kolaborasi dengan komunitas muda dan meningkatkan literasi pemilih melalui platform kreatif. Targetnya jelas: pemilu yang "berkualitas, berintegritas, dan bermartabat".
Baginya, demokrasi bukan sekadar angka partisipasi. "Ini tentang bagaimana setiap suara terdengar, dan setiap pemilih paham haknya," tuturnya.
Di balik layar, ia masih menyempatkan diri mengelola konten YouTube, berbincang dengan warganet, atau menyambangi kampung-kampung tanda bahwa untuk Yusri Razali, kepemimpinan tak pernah lepas dari kedekatan dengan rakyat.[ar]