kip lhok
Beranda / Sosok Kita / Warisan Prof Samsul Rizal Kala Jadi Rektor di USK

Warisan Prof Samsul Rizal Kala Jadi Rektor di USK

Minggu, 06 Maret 2022 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Akhyar

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - 10 tahun sudah perjalanan karier Prof Dr Ir Samsul Rizal mengikat sumpah jabatan sebagai pimpinan tertinggi di kampus Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh. Tentunya, banyak hal positif yang ditinggalkan untuk calon mahasiswa baru nantinya.

Menelusuri jejak kepemimpinannya selama menjadi Rektor USK periode 2012-2022, sudah pasti ada banyak hal untuk diceritakan. Terlebih lagi Prof Samsul Rizal terkenal aktif dan kontras dengan kegiatan yang membesarkan nama USK secara dunia maupun nasional.

Bukan bicara kosong namanya karena memang kerja kerasnya itu membuahkan hasil. Terbukti, pada tanggal 22 Februari 2022, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh berhasil meraih akreditasi unggul dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) melalui sertifikat yang diterbitkan.

Dalam sertifikat itu, disebutkan jika USK memenuhi syarat peringkat akreditasi unggul yang berlaku sejak 2022-2025. Pastinya, dengan penobatan ini, prestasi yang diperoleh bukan hanya milik universitas saja melainkan kebanggaan kolektif bagi seluruh masyarakat Aceh.

Selain itu, usaha transformasi USK dari Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum (PTN BLU) ke Perguruan Tinggi Badan Hukum (PTN BH) bisa disebut jadi agenda selingan Prof Samsul Rizal selama menjabat sebagai rektor, di samping upayanya dalam peningkatan kualitas pendidikan di Aceh.

Di sisi lain, runtuhnya tembok pembatas antara USK dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry pada akhir tahun 2021 juga menjadi representatif dari sikap Prof Samsul dalam menciptakan nuansa damai untuk dunia pendidikan di Aceh. 

Soalnya, USK dengan UIN Ar-Raniry telah bersitegang begitu lama perihal lahan, bahkan ada yang menyebut jika polemik tembok pembatas itu laksana “Jalur Gaza” baru di Darussalam.

Akan tetapi, inisiatif yang mempertemukan dua rektor dari masing-masing kampus itu merupakan wujud dari komitmen Prof Samsul Rizal untuk menciptakan iklim pendidikan yang harmonis. 

Kemudian, lahirnya Pusat Riset Kejaksaan di USK juga bisa dijadikan contoh dari bagaimana cakapnya Prof Samsul Rizal membangun relasi. Soalnya, Pusat Riset Kejaksaan di USK itu merupakan pusat riset kedua di Indonesia setelah yang pertama ada di Unhas.

Belum lagi pemberdayaan aset USK selama Prof Samsul menjabat. karena selain dari lembaga kampus, prestasi-prestasi gemilang juga diperoleh oleh para mahasiswa, dosen, hingga para alumni. 

Dalam sebuah wawancara dengan Prof Samsul Rizal di Kanal Youtube Uppercut Podcast, Prof Samsul mengutarakan sejumlah harapannya untuk USK. Pertama, ia ingin mengubah mindset (pola pikir) mahasiswa dari mindset PNS ke mindset entrepreneurship. 

Bisa dikata bila harapannya itu menjadi visi global USK dalam mensosialkan technopreneurship university. Karena ke depan pekerjaan mahasiswa akan berubah secara signifikan dimana bekerja dengan teknologi lebih dominan ketimbang bekerja secara kasar. 

Kedua, ia juga sangat berharap agar para doktor di USK bisa menerima gaji 25 juta per bulan. Sehingga, dengan gaji demikian, para doktor ini tidak perlu lagi memikirkan bagaimana mencari cuan dari luar. Mereka bisa fokus mengajar, meneliti, pengabdian ke masyarakat, dan menjalankan tugasnya sebagai doktor.

Lalu, untuk tahun-tahun selanjutnya, Prof Samsul juga menginginkan agar para mahasiswa yang baru masuk ke USK bisa tinggal di asrama paling kurang satu tahun lamanya. Karena, menurut Prof Samsul, dengan menetapnya para mahasiswa di asrama, maka program ekstrakulikuler seperti olahraga, kesenian, atau kecakapan lainnya bisa diasah oleh pihak kampus.

Itulah beberapa ungkapan dan harapan Prof Samsul di detik-detik terakhir masa jabatannya. Sekarang, tampuk Rektor USK dipegang oleh Prof Marwan. Pastinya semangat juang, komitmen perbaikan kualitas pendidikan di Aceh serta penciptaan iklim pendidikan yang damai sebagaimana yang ada pada diri Prof Samsul Rizal juga mesti terwariskan pada Prof Marwan. Sehingga, kampus dengan titel “Jantong Ate Rakyat Aceh” ini bisa dirasakan manfaatnya bagi seluruh masyarakat Aceh. [AKH]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda