Beranda / Sosok Kita / Nezar Aset Aceh untuk Indonesia

Nezar Aset Aceh untuk Indonesia

Jum`at, 02 Februari 2018 14:58 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ary, Jaka

Nezar Patria merupakan pria kelahiran Pidie tahun 1970, namanya kerap dikaitkan dengan rezim  Orde Baru, dia satu dari ribuan mahasiswa Indonesia yang ikut menentang rezim ketidakadilan kala itu. Nezar merupakan lulusan Fakultas Filsafat UGM tahun 1997. Selama menjadi Mahasiswa terlibat aktif  dalam sejumlah organasasi mahasiswa diantaranya Biro Pers Mahasiswa Fakultas Filsafat UGM, amanah Shalahuddin UGM dan Sekretaris Umum Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID).

"Keterlibatan saya di SMID dimotivasi oleh realitas kehidupan sosial dan politik Indonesia yang sangat jauh dari standar negara modern yang demokratis. Perlakuan politik Orde Baru yang penuh dengan penindasan hak azasi manusia, ketidakadilan politik dan ekonomi membuat saya mengambil sikap yang kritis terhadap praktik kediktatoran Orde Baru. Lewat kelompok-kelompok diskusi mahasiswa yang intensif dan melelahkan namun tak merubah keadaan, akhirnya saya memutuskan untuk aktif dalam aksi-aksi protes mahasiswa dan advokasi kasus-kasus rakyat yang hak-haknya dirampas, ditindas secara ekonomi dan politik oleh Rezim Orde Baru," tulis Nezar pada salah satu artikelnya. 

Sebagai aktivis pergerakan mahasiswa, Nezar pernah diculik  pada 13 Maret 1998 orang tak dikenal, dia dan rekan-rekannya dipukuli, disetrum berkali-kali. Dia dicerca berbagai pertanyaan tentang PRD selama berhari-hari.

"Itu enam belas tahun yang lalu, gerakan mahasiswa yang menuntut reformasi dan mengakhiri Orde Baru. Demi Indonesia yang lebih demokratis dan lebih sejahtera. Pasca reformasi sebagian dari mereka (aktivis 1998) masih bergerak, ada yang di bidang politik dan yang lain," kata Nezar Patria seperti dilansir Tirto.id. 

Usai orde baru Nezar mengambil gelar Master of Science (MSc) dari London School of Economics (LSE) dan memilih karir sebagai jurnalis di sejumlah media ternama di Indonesia.

"Saya memilih menjadi wartawan, karena keleluasaan berekspresi adalah oksigen bagi demokrasi, Proses ini perlu juga dijalani, saya pernah bergabung dengan Majalah Tempo sekarang saya berkiprah di Dewan Pers," katanya. 

Karirnya di bidang jurnalis terus berkembang, selain sebagai anggota dewan pers, Nezar juga sempat menjabat Wakil Pimpinan Redaksi CNN Indonesia dan Pimpinan redaksi Jakartapost hingga saat ini.

Dilansir CNN, Nezar berprinsip popularitas jurusan sama sekali bukan penghalang menuju tampuk kesuksesan.Bagi Nezar, tidak ada jurusan populer dan tidak populer karena pilihan jurusan dilandaskan pada minat atau kecintaan terhadap satu hal. Kecintaan itu menurutnya akan menghasilkan ketekunan, kerja keras, dan kemauan belajar yang tinggi sehingga menghasilkan buah kesuksesan.  

Bagi Aceh, Nezar merupakan aset yang sangat berharga, karena kemampuan dan pengetahuannya, Nezar juga sempat digadang-gadang sebagai menteri dalam kabinet Kerja Presiden Jokowi meski akhirnya tak terlaksana. Tak hanya itu, Nezar juga sempat ingin dijadikan wakil gubernur Aceh mendamping Irwandi Yusuf pada pilkada lalu jika Irwandi maju lewat jalur independen. *dialeksis

Keyword:


Editor :
Jaka Rasyid

riset-JSI
Komentar Anda