Beranda / Sosok Kita / Kisah Inspiratif Bripka Adi Syafnur Arisal: Ubah Lahan Ganja Jadi Ladang Palawija

Kisah Inspiratif Bripka Adi Syafnur Arisal: Ubah Lahan Ganja Jadi Ladang Palawija

Rabu, 08 Januari 2025 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Bripka Adi Syafnur Arisal, personel Polres Nagan Raya Polda Aceh bersama kelompok tani di Beutong Ateuh Banggalang. [Foto: Humas Res NaRa]


DIALEKSIS.COM | Soki - Di lereng pegunungan Aceh yang subur, terdapat sebuah kisah inspiratif yang memberikan harapan baru bagi masyarakat Beutong Ateuh Banggalang, sebuah kecamatan di Kabupaten Nagan Raya. Kisah ini tentang Bripka Adi Syafnur Arisal, seorang personel Polres Nagan Raya Polda Aceh, yang telah mengubah lahan ganja menjadi lahan produktif untuk tanaman palawija. 

Perubahan ini tidak hanya membawa kesejahteraan bagi warga setempat, tetapi juga membebaskan mereka dari jerat hukum dan kemiskinan.

Bagi Bripka Adi, tugas sebagai seorang polisi bukan hanya menegakkan hukum, tetapi lebih jauh lagi tentang bagaimana mengubah pola pikir dan memberikan harapan baru bagi masyarakat yang terlilit kemiskinan dan kebiasaan buruk.

Sejak 2021, Bripka Adi telah bertugas sebagai Kapospol di Beutong Ateuh Banggalang. Saat pertama kali menginjakkan kaki di daerah tersebut, ia dihadapkan pada kenyataan pahit: banyak keluarga yang kehilangan anggota akibat terjerat dalam praktik penanaman ganja ilegal. 

Tradisi yang berlangsung lama ini tidak hanya membawa kesulitan ekonomi, tetapi juga ketakutan dan ketidakpastian hukum bagi warga. Bagaikan pepatah "Bagaikan Makan Buah Simalakama", antara hidup dan mati atau kebebasan dan penjara.

Kondisi tersebut menyentuh hati Bripka Adi. Di tengah kemiskinan yang mendera, tidak ada pilihan lain bagi masyarakat selain menanam ganja sebagai sumber mata pencaharian. 

Namun, Bripka Adi tidak pernah berhenti bertanya pada dirinya sendiri, “apakah ada cara untuk memberikan mereka sebuah harapan yang lebih baik?” Dari pertanyaan itulah, langkah besar tearsebut dimulai.

Dengan hati yang tulus dan niat yang kuat, Bripka Adi memulai perubahan. Tanah yang dulu digunakan untuk menanam ganja, kini diubah menjadi lahan subur untuk palawija. Kapospol itu melihat potensi alam yang luar biasa di Beutong Ateuh Banggalang, dengan tanah pegunungannya yang kaya akan unsur hara.

Bersama masyarakat, ia menggantikan kebiasaan lama dengan kebiasaan baru, dengan menanam palawija. Sebuah langkah yang tidak hanya memberi kehidupan, tetapi juga memberi kebebasan dari belenggu hukum.

Dalam waktu singkat, hasilnya mulai terlihat. Enam kelompok tani besar terbentuk di bawah binaan Bripka Adi, dengan rata-rata luas lahan sekitar 3,5 hektar per kelompok. Tidak hanya itu, Bripka Adi juga mengajarkan masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah mereka untuk menanam sayuran yang bisa dijual ke pasar.

Dengan cara ini, ia membuka peluang baru yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memberi ketenangan bagi keluarga yang dulunya terbelenggu oleh masa lalu yang kelam.

Hasil panen dari kelompok tani tersebut sangat menggembirakan. Setiap kali panen, mereka dapat menghasilkan 30 ton hasil pertanian, buah dari kerja keras dan ketekunan. 

Namun, bagi Bripka Adi, hasil panen bukanlah hal yang paling penting. Yang lebih berarti baginya adalah kebahagiaan di wajah-wajah petani yang kini bisa hidup tenang, bebas dari rasa takut akan penangkapan, dan mulai membangun masa depan yang lebih cerah.

“Ini bukan sekadar soal bertani, terapi tentang memberi mereka kesempatan kedua dalam hidup. Tentang menunjukkan bahwa ada cara yang lebih baik untuk bertahan hidup tanpa harus kehilangan martabat” kata Bripka Adi Syafnur Arisal.

Kini, lima tahun telah berlalu sejak Bripka Adi memulai perjuangannya. Tanpa pamrih, ia terus menjadi pendorong, motivator, dan pelaku perubahan yang nyata di Beutong Ateuh Banggalang. Tugasnya sebagai polisi mungkin sudah selesai ketika ia turun dari jabatannya nanti, tetapi jejak yang ditinggalkan akan tetap terukir dalam hidup setiap keluarga yang pernah dibimbingnya.

Melalui ketulusan, keberanian, dan kerja keras, Bripka Adi Syafnur Arisal telah menunjukkan bahwa seorang polisi bukan hanya penegak hukum, tetapi juga sebagai seorang pembawa perubahan.

Di tengah perbukitan Aceh yang subur tersebut, Bripka Adi telah menanam benih harapan yang kini berkembang menjadi ladang kehidupan baru. 

Sebuah transformasi dari ganja menuju palawija, dari ketakutan menuju harapan, dan dari kemiskinan menuju kesejahteraan yang berkelanjutan. Ini adalah sebuah kisah yang mengajarkan kita bahwa perubahan besar sering dimulai dengan niat kecil yang tulus. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI