KIPRAH SAMSUL DI JANTONG HATE RAKYAT ACEH
Font: Ukuran: - +
BANDA ACEH - Sejak menjabat sebagai Rektor Universitas Syiah Kuala Kuala menggantikan Prof Darni Daud pada tahun 2012 lalu, Prof Samsul Rizal memikul beban berat. Betapa tidak, kampus jantong hate rakyat Aceh tersebut kala itu masih berlabel akreditasi C, infrastruktur masih belum semegah sekarang, akrediatasi sejumlah fakultas juga masih C.
"Ini kampus jantong hate rakyat Aceh, dan dengan akreditasi C itu menjadi beban, rakyat Aceh sangat berharap Unsyiah ini masyarakat sebagai corong perubahan peradaban, karena orang tua setelah konflik DI TII ingin dibangun sebuah universitas untuk merubah peradaban orang Aceh yang lebih baik, maka lahirlah sebuah universitas di Aceh," kata Prof asal Aceh Timur itu saat mengisahkan kerja kerasnya dalam membangun Unsyiah kepada Dialeksis.com.
Langkah pria kelahiran 8 Agustus 1962 itu meningkatkan akreditasi Unsyiah kala itu tak semulus jalan tol, banyak aral melintang yang dilaluinya tanpal kenal putus asa. Sejak pertama menjabat sebagai tampuk pimpinan ia langsung bekerja keras mewujudkan tekadnya itu bersama tim dan seluruh civitas akademik.
Hal pertama yang dilakukan saat itu adalah membangun kesadaran dan kebersamaan dengan seluruh civitas akademik Unsyiah untuk sama-sama bekerja meningkatkan akreditasi Unsyiah menjadi A.
"Pertama kita ingin memberikan kekompakan, ini orang tidak akan bekerja dengan ikhlas apabila dia enggak tidak percaya kepada atasannya, ini bagaimana kepercayaan ini kita tumbuhkan. makanya ada slogan keikhlasan, kejujuran dan kebersamaan. Siapa pun hebatnya pemimpin kalau rakyatnya tidak ikut itu enggak akan sukses. Begitun pun dengan institusi ini. Unsyiah ini tak akan bisa kita bangun dosen dan mahasiswanya enggak ikut bersama," katanya.
Samsul mencontohkan, ribuan orang minum air mineral setiap hari, kalau 10 persen saja di antara ribuan itu membuang botol aku sembarangan maka berapa pun tukang kebersihan yang ada tidak akan bersih.
Setelah mampu membangun kekompakan, kemudian lulusan Master of Mechanical Tohoyasi, University of Technologi Jepang itu mulai membenahi fasilitas penunjang meningkatnya akreditasi kampus "jantong hate" rakyat Aceh tersebut.
"Kita kemudian memperbaiki fasilitas perpustakaan, supaya orang nyaman datang ke perpustakaan setelah itu IT, sistim informasi yang bagus. saya mencari orang muda yang mampu dan mau bekerja dengan ikhlas dan melengkapi segala fasilitas yang dibutuhkan memperbaiki IT," katanya.
Kemudian Samsul membentuk tim yang bekerja selama 1,5 tahun untuk melihat apa kekurang dan yang perlu diperbaiki dalam rangka menunjang peningkatan akreditasi.
"Saat itu saya yakin Unsyiah bisa mendapat akreditasi A, dan saya bilang kalau tidak mendapatkan A saya akan ulang lagi, saya ajak masyarakat terlibat secara langsung, alumni kita libatkan jadi ada kontribusi dari alumni. Yang ingin kita capai itu jelas, Step by step. Mimpi boleh kita, Unsyiah ingin jadi yang terbaik tapi dari mimpi itu harus wujudkan, langkah apa yang harus kita lakukan, enggak bisa kita wijudkan tanpa program yang jelas, " katanya kepada tim.
Akhirnya pada tahun 2015 hasil kerja keras para civitas akademik di bawah pimpinan Samsul, Unsyiah resmi mendapatkan akreditasi A berdasarkan surat keputusan (SK) BAN-PT nomor 736 Tahun 2015 tentang nilai dan peringkat akreditasi institusi perguruan tinggi. Dalam SK itu disebutkan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh terakreditasi dengan nilai 362 peringkat A (sangat baik).
Dengan hasil itu membuat Unsyiah menjadi satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang berakrediatsi C yang mampu meraih peringkat akreditasi A.Lantas prestasi itu tak membuat sang Rektor Unsyiah ke 8 itu berpuas diri, dia terus berkeja keras meningkatkan pembangunan Unsyiah dalam segala bidang. Tahun ini Samsul Rizal menargetkan 75 persen program studi (prodi) telah terakreditasi A dan tidak ada lagi prodi yang akreditasinya C. Saat ini 50 persen prodi Unsyiah sudah terakreditasi A.
Saamsul menyebut saat ini beberapa unit kerja di Unsyiah meraih sertifikasi ISO yaitu Perpustakan Unsyiah, Biro Akademik, Biro Perencanaan dan Hubungan Masyarakat serta Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M).
"Dengan prestasi tersebut ke depan kinerja kita sudah memiliki standar yang jelas," ujarnya
Tak hanya soal akreditasi, di tangan Samsul Rizal Unsyiah telah berhasil mecapai berbagai prestasi baik tingkat nasional maupun internasional. Baru-baru ini Unyiah masuk lima perguruan tinggi terbaik di Indonesia seperti yang dimuat pada situs http://www.webometrics.info.
Pemeringkatan Universitas Dunia oleh Webometrics merupakan sebuah inisiatif dari Lab Cybermetrics, sebuah kelompok riset milik Consejo Superior de Investigaciones CientÃficas (CSIC), badan penelitian publik terbesar di Spanyol. Mereka melakukan pemeringkatan terhadap lebih dari 21.000 perguruan tinggi seluruh dunia.
Webometrics melakukan pemeringkatan berdasarkan empat kategori utama, yaitu "Presence" terkait jumlah laman dengan domain sebuah universitas yang terekam search engine, "Impact" terkait dengan eksternal link yang tertaut di Google, "Openness", yang berhubungan dengan dokumen terkait yang siap unduh, serta "Exellence" yang merupakan jumlah publikasi ilmiah civitas di Google Scholar.