Beranda / Sosok Kita / Inen Arfan, Anak Semata Wayang Jabat Kasat Lantas Aceh Tengah

Inen Arfan, Anak Semata Wayang Jabat Kasat Lantas Aceh Tengah

Sabtu, 31 Agustus 2019 10:11 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | - Anak semata wayang ini, nama lengkapnya Rina Bintar Handayani. Tetapi di Gayo, dia dipanggil Inen Arfan. Pangkat di pundaknya, serta lencana di dada menandakan dia memegang jabatan di sebuah institusi kepolisan.

Tiga jabatan Kasat Lantas di Provinsi Aceh sudah diembanya. Lulusan Akpol 2013 ini, pernah menjadi Kasat Lantas Bener Meriah pada awal September 2016. Hanya 10 bulan di Bener Meriah, kemudian dia dipercayakan sebagai Kasat Lantas Pidie. 

11 bulan di negeri kerupuk mueling ini, Rina dipercayakan ke negeri Lut Tawar, Takengon. Saat bertugas di Aceh Tengah pada Desember 2017, dia dipersunting oleh putra Gayo. Ketika dia dinobatkan sebagai orang Gayo, sudah tiga kali panggilan namanya yang mengalami perubahan.

Anak tunggal ini pada Desember 2017, dia mendapat panggilan kehormatan sebagai Inen manyak. Dalam tutur di Gayo, Inen Manyak berarti pegantin baru. Rina mendapatkan teman hidup orang Gayo, Yasir Habib Parngaluan. Menjelang ahir November 2018, panggilan inen manyak itu berubah. Dia dipanggil Inen Uwen (wen dalam bahasa Gayo artinya lelaki).

Sepekan setelah anak pertamanya lahir, panggilan untuk Rina juga mengalami perubahan. Sejak anaknya diberi nama Arfan, nama Rina Bintar juga berubah. Dia dipanggil Inen Arfan. Tutur pemanggilan nama ini masih kuat di Gayo.

Ketika dia dipanggil Inen Arfan, berarti orang yang memanggilnya tuturnya lebih tua. Di kalangan saudara, Kasat Lantas ini sudah jarang dipanggil nama aslinya. Nama anaknya Arfan menjadi sebutan, kalau tutur kepadanya bibi, maka yang memanggilnya akan menyebutkan Bibik Arfan.

Demikian dengan suaminya dipanggil Aman Arfan. Aman dalam bahasa Gayo artinya bapak dari seseorang, panggilan Aman ini ada ujungnya, sesuai dengan nama anak sulungnya. Tidaklah heran, di Gayo seseorang itu akan sangat jarang nama aslinya diketahui, namun sebutan Inen dan Aman lebih dominan.

Ketika nanti diberikan Allah kesempatan, dia punya cucu, maka panggilan Inen dan Aman juga mengalami perubahan. Mereka akan dipanggil Empun dilanjutkan dengan kata nama cucunya yang pertama.

Namun kalau urusan dinas, tutur itu akan hilang. Walau kalangan saudara masih ada yang memanggil dengan sebutan tutur. Dalam acara resmi, tutur Inen Arfan itu berubah menjadi ibu Kasat Lantas Rina Bintar Handayani.

Inen Arfan merupakan anak tunggal, dilahirkan di Kudus, 23 April 1992. Bangku pendidikan didapatinya di kampung halaman, sampai dengan tamat SLTA pada tahun 2010. Pada tahun 2013 dia diterima di Akpol dan mendapat pangkat Ipda pada 1 Juli 2013.

Usai mendapatkan pangkat di pundak, Rina ditugaskan di Aceh sampai dengan sekarang. Awalnya dia menjabat Kasubag Humas Polresta Banda Aceh pada Agustus 2014. Sampai menjadi Kanit Dikyasa Lantas Polresta Banda Aceh.

"Aceh adalah tempat saya pertama bertugas, Aceh telah memberikan banyak pengalaman dan kenangan. Aceh adalah bagian hidup saya," sebut Rina Bintar Handayani, menjawab Dialeksis.com. 

Setahun lebih menjadi Kanit Dikyasa Lantas, dia dipercayakan sebagai Kasat Lantas Bener Meriah, pada 7 September 2016. Tidak sampai setahun dia dipercayakan menjabat sebagai Kasat Lantas Pidie.

Saat bertugas di Bener Meriah, hatinya terpaut dengan sosok lelaki alumnus IPDN, Yasir Habib Parngaluan. PNS di Bener Meriah ini ahirnya mempersunting Rina sebagai penghias hidupnya. Mereka resmi menikah di Kudus pada 24 Desember 2017.

16 hari sebelum menikah, Rina Bintar Handayani sudah dinobatkan sebagai Kasat lantas Aceh Tengah. Sampai sekarang dia masih memegang kendali urusan lalu lintas di kepolisian tempat suaminya dilahirkan dan dibesarkan.

Buah kasih sayangnya dengan Yasir melahirkan generasi. Arfan Manggala Parngaluan, pada 16 November 2018 menghirup udara bumi, sejak saat itu Rina dinobatkan sebagai Inen Arfan.

Selama menjabat sebagai Kasat Lantas, Rina dikenal familiar. Terbuka dan mau berbagi. Bila ada masyarakat yang meminta bantuanya, sebatas tidak melanggar aturan dia akan membantunya.

Perhatianya kepada sesama juga dibina dengan baik. Bagi personil lantas di sana, Rina bagaikan sosok seorang kakak. Dia mau berbagi dengan adik adiknya.

Rina sudah melekat dengan Gayo, apalagi suaminya adalah putra negeri dalam balutan gunung.Tidaklah heran, bila sesekali Rina sudah mulai mengucapkan kata kata Gayo. Inen Arfan sudah membiasakan dirinya dalam adat budaya negeri Linge. (Bahtiar Gayo)

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda