Beranda / Sosok Kita / Game Changer: Perjalanan Inspiratif Kenzo Tsujimoto Menuju Kekayaan

Game Changer: Perjalanan Inspiratif Kenzo Tsujimoto Menuju Kekayaan

Minggu, 10 Maret 2024 10:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Kenzo Tsujimoto. Foto: net


DIALEKSIS.COM | Soki - Jangan pernah meremehkan dunia permainan. Di baliknya, tersimpan potensi kekayaan yang luar biasa. Kenzo Tsujimoto adalah bukti nyata akan hal tersebut. Berkat industri permainan, ia berhasil meraih posisi salah satu orang terkaya di dunia.

Berdasarkan data Forbes, kekayaannya mencapai US$1,2 miliar pada Jumat (8/3) kemarin. Bila dirupiahkan dengan kurs Rp15.541 per dolar AS, jumlahnya mencapai Rp18,64 triliun. 

Prestasi ini membawa Tsujimoto menjadi orang terkaya ke-41 di Jepang, dan peringkat ke-2.285 di seluruh dunia.

Namun, siapakah sebenarnya Kenzo Tsujimoto dan bagaimana peran dunia permainan dalam kekayaannya?

Kenzo Tsujimoto, seorang pengusaha asal Jepang, lahir pada 15 Desember 1940 di Kashihara, Nara, Jepang, dari keluarga yang berprofesi sebagai pandai besi.

Jejak masa kecil Tsujimoto mulai terlihat setelah ia menyelesaikan pendidikan dasarnya. Usai kematian ayahnya, ia mulai bekerja paruh waktu di sebuah perusahaan hingga menyelesaikan pendidikan menengahnya.

Setelah lulus, Tsujimoto bekerja di perusahaan grosir makanan milik pamannya. Namun, bisnis kembang gula yang dijalankannya pada usia 20 tahun itu gagal, meninggalkannya dalam hutang yang cukup besar.

Meskipun demikian, Tsujimoto tetap bertahan dan pada tahun 1968, ia memulai kembali bisnis kembang gula dengan mendirikan Tsujimoto Shoten. 

Namun, kali ini ia mengubah arah bisnisnya dengan memodifikasi mesin kembang gula menjadi mesin Pachinko, yang menjadi populer di kalangan anak-anak. Keberhasilannya menjual 1.000 unit per model membuka jalan bagi keyakinannya bahwa bisnis permainan memiliki potensi besar di masa depan.

Dorongan inilah yang mendorongnya mendirikan I.R.M. Corporation pada Juli 1974, yang kemudian berganti nama menjadi Sambi pada tahun 1981. Perusahaan ini merilis "IPM Invaders" dan "Capsule Invaders" di bawah lisensi dari Taito, yang sukses besar pada awalnya, meskipun kemudian mengalami penurunan dalam penjualan.

Tsujimoto tidak menyerah. Ia beralih ke pengembangan perangkat lunak game dengan mendirikan Capcom pada 11 Juni 1983. Perusahaan ini awalnya fokus pada pengembangan mesin arcade, tetapi kemudian mulai mengembangkan perangkat lunak untuk video game rumahan.

Dengan merekrut beberapa pengembang dan desainer game terbaik, Tsujimoto membawa Capcom menjadi salah satu perusahaan game terbesar di dunia. Capcom melahirkan game-game terkenal seperti Space Invaders, Mega Man, Street Fighter II, dan Resident Evil.

Tsujimoto terus berambisi. Pada tahun 1990, ia memperluas bisnisnya ke Amerika Serikat dengan membawa Capcom ke Silicon Valley, California.

Upaya ini berhasil menghasilkan kinerja gemilang bagi perusahaannya. Pada kuartal pertama 2023, penjualan mencapai 41,7 juta unit game dengan laba 36,7 yen, naik 13 persen dibanding tahun sebelumnya. Ini membuat nilai sahamnya melonjak 50 persen dan namanya masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Jepang. 

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda