Beranda / Sosok Kita / Edi Kandang, Peternakan Ayam Petelur yang Mengubah Wajah Ketahanan Pangan di Aceh

Edi Kandang, Peternakan Ayam Petelur yang Mengubah Wajah Ketahanan Pangan di Aceh

Senin, 26 Agustus 2024 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Pewarta dialeksis.com, Naufal Habibi sedang mengutip telur ayam di peternakan ayam petelur yang dikelola oleh Edi Sunardi di Blang Bintang, Sabtu (24/8/2024). [Foto: Dokumen milik Naufal Habibi/dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Di tengah gemuruh perkembangan industri dan modernisasi, siapa sangka bahwa di Blang Bintang, Aceh, ada seorang peternak lokal yang berhasil mengubah kandangnya menjadi mesin penghasil uang.

Di tengah kemajuan sektor pertanian dan peternakan di Indonesia, Aceh menyimpan potensi besar yang belum banyak diketahui. 

Salah satu potensi tersebut yakni peternakan ayam petelur lokal, yang kini mulai menarik perhatian masyarakat luas melalui kegiatan edukatif yang diinisiasi oleh Rumoh Pangan Aceh. 

Pada Sabtu, 24 Agustus 2024, Rumoh Pangan Aceh menyelenggarakan Farm Tour di Edi Kandang, sebuah peternakan ayam petelur yang dikelola oleh Edi Sunardi di Blang Bintang.

Edi Kandang, yang memiliki populasi sekitar 8.000 ekor ayam, mampu memproduksi hingga 5.000 butir telur setiap harinya, dengan pendapatan mencapai Rp8 juta per hari. 

Peternakan ini tidak hanya menjadi tulang punggung ekonomi bagi Edi dan keluarganya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi masyarakat Aceh lainnya.

Edi Sunardi memulai usahanya dari nol. Berbekal tekad kuat dan pengetahuan dasar tentang peternakan, Edi berhasil membangun bisnis yang kini telah dikenal luas. 

"Awalnya, saya hanya memiliki beberapa ratus ekor ayam. Namun dengan kerja keras, dukungan keluarga, dan pembelajaran berkelanjutan, akhirnya saya bisa mengembangkan usaha ini," ujar Edi kepada Dialeksis.com.

Untuk membagikan pengalamannya kepada masyarakat, Edi bekerja sama dengan Rumoh Pangan Aceh mengadakan program FARM TOUR di peternakannya. 

Kegiatan ini akan diselenggarakan pada Sabtu, 24 Agustus 2024, mulai pukul 10:00 hingga 12:00 di Edi Kandang, Blang Bintang.

Program FARM TOUR ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk belajar langsung dari Edi Sunardi tentang, cara beternak ayam petelur, pemilihan dan pengolahan pakan ternak, peluang dan tantangan bisnis peternakan dan Pemeliharaan kandang dan kesehatan ternak.

Bagi siapa saja yang tertarik dengan dunia peternakan ayam atau ingin memulai usaha serupa, FARM TOUR ini adalah kesempatan emas untuk menimba ilmu dari ahlinya. 

Ketua Rumoh Pangan Aceh, Rivan Rinaldi, menegaskan pentingnya kegiatan seperti Farm Tour ini untuk memperkenalkan potensi peternakan lokal kepada masyarakat. 

"Kegiatan kita namanya Farm Tour, jadi di sini kita jalan-jalan, belajar, dan juga memperkenalkan bahwa ada peternakan lokal, peternakan telur ayam, yang selama ini mungkin orang tidak tahu. Oleh sebab itu, dengan kegiatan ini, kita bisa berbagi kepada masyarakat bahwa Aceh memiliki potensi besar untuk bisa menghasilkan pangan sendiri," ujar Rivan.

Rivan juga mengungkapkan bahwa salah satu tujuan utama dari Farm Tour ini adalah untuk menunjukkan bahwa Aceh dapat menjadi daerah yang mandiri dalam hal ketahanan pangan. 

"Salah satunya adalah telur, yang selama ini kita tahu bahwa semuanya berasal dari Medan. Harapannya, teman-teman yang hadir di sini bisa belajar, dan mungkin ada yang bisa memulai bisnisnya sendiri. Kita juga siap mendampingi dan memberikan dukungan," tambahnya.

Kegiatan Farm Tour ini akan dihadiri oleh beragam peserta, mulai dari pengusaha, peternak, hingga pegawai negeri sipil (PNS) dan mahasiswa. 

Kandang ayam petelur punya Edi Kandang. [Foto: Dokumen milik Naufal Habibi/dialeksis.com]

Selain mendapatkan ilmu tentang beternak ayam petelur, peserta juga berkesempatan untuk membangun jaringan (networking) dengan berbagai pihak. "Pesertanya sangat bervariasi. 

Selain datang untuk belajar, mereka juga bisa membuat jaringan sendiri karena ramai orang-orang dari berbagai latar belakang," jelas Rivan.

Rumoh Pangan Aceh sendiri merupakan organisasi yang memiliki visi untuk menjembatani mereka yang berkelebihan dengan mereka yang membutuhkan. 

Salah satu program utamanya adalah mengurangi food loss atau food waste dengan mengumpulkan makanan surplus dari berbagai sumber seperti rumah makan dan supermarket. 

Namun, fokus mereka tidak hanya pada makanan; mereka juga memiliki program edukasi dan pendampingan.

"Kita punya program sedekah sayur, di mana sayurnya berasal dari petani lokal dan kita salurkan kepada yang membutuhkan. Di satu sisi, petani terbantu, dan di sisi lain, masyarakat yang memberikan donasi juga merasa terpanggil untuk membantu," ujar Rivan. 

Program ini tidak hanya mendukung petani lokal tetapi juga mempromosikan produk mereka kepada masyarakat.

Melalui kegiatan seperti Farm Tour, Rumoh Pangan Aceh berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mendukung peternak dan petani lokal. 

"Semua ini untuk mendukung masyarakat lokal dan petani-petani lokal sebagai penghasil pangan. Sehingga ke depannya, harapannya Aceh bisa menjadi salah satu daerah dengan ketahanan pangan yang kuat," kata Rivan.

Kegiatan Farm Tour di Edi Kandang akan memberikan kesempatan bagi peserta untuk belajar langsung dari Edi Sunardi tentang berbagai aspek peternakan ayam petelur, termasuk cara beternak yang efektif, pemilihan dan pengolahan pakan ternak, peluang dan tantangan bisnis, serta pemeliharaan kandang dan kesehatan ternak.

Dengan semangat gotong royong dan dukungan komunitas, Aceh memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu daerah dengan ketahanan pangan yang mandiri. Melalui Farm Tour dan berbagai program lainnya, Rumoh Pangan Aceh berkomitmen untuk terus mendukung dan mengembangkan potensi lokal demi kesejahteraan bersama. 

"Jadi, bagi siapa saja yang ingin belajar dan mendalami dunia peternakan, kesempatan ini jangan sampai terlewatkan," pungkasnya.[nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI