Beranda / Sosok Kita / Dibuang Hingga Diangkat Menjadi Raja, Ini Kisah Amat Mude

Dibuang Hingga Diangkat Menjadi Raja, Ini Kisah Amat Mude

Minggu, 24 Juli 2022 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur

Ilustrasi Pangeran Amat Mude. [Foto: Istimewa]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Cerita Rakyat yang berasal dari Aceh yang sampai hari ini masih menjadi cerita yang sering diceritakan oleh masyarakat kepada generasi saat ini.

Salah satunya adalah Amat Mude. Kisah Amat Mude menceritakan tentang seorang putra mahkota yang dibuang oleh pamannya setelah ayah kandung meninggal dunia.

Kala itu, pamannya memimpin kerajaan karena ayahnya Amat Mude meninggal dunia sebagai raja.

Awal cerita dimulai, ketika dahulu kala diwilayah Aceh hiduplah seorang putra mahkota dari kerjaan Alas yang bernama Amat Mude. 

Kala Amat Mude Lahir, ayahnya yang merupakan raja kerjaan Alas jatuh sakit hingga menemui ajalnya (Meninggal dunia). 

Setelah naik takhta, Paman Amat Mude mengusirnya berserta Ibunya ke tengah Hutan. Ketika Amat Mude dibuang oleh Pamannya, Amat Mude hidup begitu keras bersama ibunya ditengah hutan.

Setelah sekian lama, Amat Mude kemudian tumbuh dan berkembang menjadi anak yang kuat dan ceria. Untuk makan sehari-hari bersama ibunya, Amat Mude menangkap ikan disungai. 

Suatu ketika, Amat Mude yang tengah memancing tiba-tiba mendapatkan ikan yang besar-besar.

Ia sisihkan ikan hasil tangkapannya untuk makan sehari-harinya, sisanya kemudian Ia jual ke kampung sekitar. Ketika Amat Mude tengah berjualan ikan, datanglah seorang saudagar yang ternyata merupakan sahabat lama ayah Amat Mude.

Kemudian, saudagar tersebut membeli semua ikan Amat Mude dan mengajaknya untuk singgah dirumah. Begitu sampai dirumah, sang itri saudagar itu langsung membersihkan ikan dan terkejut, ternyata isi perut ikan tersebut bukanlah telur, tapi butiran emas yang sangat banyak.

Sang Istri kemudian langsung memberitahukan suaminya yang kemudian, sang suami membekali Amat Mude dengan berbagai benda berharga. Selain itu, sang suami juga membangun rumah besar dan indah kepada Amat Mude dan ibunya yang merupakan sebuah tanda terima kasih atau balas budinya terhadap ayah Amat Mude yang dulu sangat sering membantunya.

Amat Mude bersama ibunya kini sudah hidup dengan bahagia dan makmur. Beberapa tahun kemudian, kabar bahagian itu sampai ke telinga pamannya yang kini menjadi seorang raja. 

Sang raja kemudian memanggil keponakannya itu untuk menghadap ke istana, ketika sampai dan mnghadap ke istana, pamannya memerintahkan Amat Mude mengambil kelapa gading untuk sang istri yang sedang sakit.

Jika tugas itu gagal dikerjakan oleh Amat Mude, maka Ia dan Ibunya akan dihukum mati. Kelapa gading itu hanya tumbuh dipulau kecil ditengah samudera yang dijaga oleh tiga hewan raksasa.

Amat Mude yang tak punya pilihan, tetap melaksanakan tugas itu, setelah beberapa hari menempuh perjalanan ditengah lautan, tiba-tiba muncul ombak besar.

Tak lama kemudian, muncul tiga hewan raksasa berwarna biru pekat, yakni ikan Silenggang Raye, Raja Buayam, dan Raja Naga. Saat itu, Amat Mude sangat ketakutan.

Namun anehnya, ketiga hewan raksasa itu sangatlah ramah kepada Amat Mude, ternyata hewan tersebut merupakan sahabat ayahnya Amat Mude. Kemudian, Amat Mude diantarkan kepulau kecil dimana tumbuh kelapa gading. 

Begitu sampai disana, Raja Naga memberikan sebuah cincin yang bisa mengabulkan segala permintaan pemakainya. Di pulau kecil itu, Amat Mude melihat kelapa gading yang sangatlah tinggi dan berbatang licin. Karena kesaktian cincin itu, Amat Mude berhasil mengambil kelapa gading itu dengan sangat mudah.

Ketika Ia berhasil mengambil kelapa gading itu, ternyata dibawah sudah ada seorang gadis yang menunggu Amat Mude.  Gadis Cantik tersebut mengatakan bahwa barang siapa yang berhasil mengambil kelapa gading maka akan menjadi suaminya. Gadis Cantik itu bernama Nawer Gading. Setelah berhasil mengambil buah itu, Amat Mude kemudian kembali ke istana dan menyerahkannya kepada si raja.

Melihat Amat Mude berhasil membawa kelapa gading, pamannya yang merupakan seorang raja langsung memeluknya dan meminta maaf kepada Amat Mude. Kemudian, pamannya berjanji akan mengangkatnya sebagai raja dan menjemput ibunya. Setelah itu Amat Mude kemudian menjadi Raja Kerajaan Alas. [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda