kip lhok
Beranda / Sosok Kita / Bodhisastra University Florida Kukuhkan Prof Dr Saifullah Sebagai Guru Besar Islamic Education

Bodhisastra University Florida Kukuhkan Prof Dr Saifullah Sebagai Guru Besar Islamic Education

Rabu, 14 Februari 2024 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Fajri Bugak

Rektor Bodhisastra University Florida yaitu Prof. Dr. Sak Prasendee mengukuhkan Prof. Dr. H. Saifullah, S.Ag, M.Pd sebagai Guru Besar Bidang Pendidikan Islam (Islamic Education), Rabu (7/2/2024) di Jakarta. [Foto: for Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Bodhisastra University Florida mengukuhkan Prof. Dr. H. Saifullah, S.Ag, M.Pd sebagai Guru Besar Bidang Pendidikan Islam (Islamic Education).

Bodhisastra University merupakan, Institusi Pendidikan Tinggi ternama yang berbasis di Florida memberikan Profesor Kehormatan dalam Bidang Pendidikan Islam (Islamic Education) kepada pria yang akrap disapa Abiya Doktor pada hari Rabu (7/2/2024) yang berlangsung di Jakarta.

Bodhisastra University dalam suatu upacara khusus yang dihadiri langsung oleh Rektor Bodhisastra University Florida yaitu Prof. Dr. Sak Prasendee dan Jajaran Senat Akademik Bodhisastra University Florida.

Selain Prof. Saifullah, Bodhisastra University juga mengukukuhkan Prof. Dr. H. Amir Junaidi (Rektor Universitas Islam Batik Surakarta).

Pada tahun sebelumnya, Bodhisastra University juga telah mengukuhkan beberapa guru besar ternama lainnya, seperti Prof. Dr. Ir. Apolo Safanpo (Mantan Rektor Universitas Cendrawasih dan kini menjabat Gubernur Provinsi Papua Selatan), Dr. H.E. Khiev Kanharith (Menteri Informasi dan Komunikasi Kamboja).

Kepada Dialeksis.com, Rabu (14/2/2024), Prof. Dr. H. Saifullah, S.Ag menginformasikan pada acara pengukuhan Guru Besar tersebut, dirinya menyampaikan Pidato Ilmiahnya dengan tema “Restorasi Pendidikan Islam Menuju Indonesia Berkemajuan di Era Society 5.0”. 

Kata Prof Dr. H. Saifullah, praktik Pendidikan Islam di Indonesia sekarang ini masih sangat memprihatinkan.

Survei Programme for International Student Assesment (PISA) pada tahun 2019, menempatkan Indonesia pada posisi yang sangat rendah, yakni ke-74 dari 79 negara lainnya.

Katanya yang lebih memprihatinkan lagi kalau kualitas pendidikan Indonesia dilihat dari sisi karakter. Masih marak terjadi korupsi, kolusi, nepotisme, narkoba, tawuran, kekerasan, begal, judi dan lain sebagainya.

"Oleh karena itu Indonesia perlu segera “Merestorasikan” sistem pendidikan, terutama Pendidikan Islamnya," kata Prof Dr. H. Saifullah S.Ag, M.Pd dalam pidato ilmiah tersebut.

Menurut dirinya, merestorasikan pendidikan dilakukan dengan beberapa cara diantaranya membumikan Pendidikan Karakter, Membumikan Faham Moderasi dalam Pendidikan, Pendidikan Islam harus berorientasi ke masa depan (Future Oriented).

Pendidikan Islam harus berbasis digital, Pendidikan Islam harus bebas dikotomi, profesionalisme guru merupakan kunci restorasi dan Pendidikan Islam harus mampu memecahkan masalah sosial kekinian.

Rektor Bodhisastra Florida University Prof. Dr. Sak Prasendee melalui siaran pers hari Rabu (7/2/2024) menyebutkan bahwa tujuan dari penganugerahan profesor ini, yaitu memberikan apresiasi kepada para tokoh yang telah berprestasi dan mendedikasikan dirinya dalam berbagai bidang.

Disamping itu, kata Prof. Dr. Sak Prasendee, agar para tokoh penting tersebut akan terus nengukir prestasi dan mendedikasikan ilmunya kepada masyarakat, bangsa dan negara dalam rangka mencetak sumber daya insani sebagai generasi yang unggul dan berdaya saing tinggi (generasi emas).

Prof. Dr. Sak Prasendee berharap agar para tokoh penting yang memperoleh anugerah Profesor tersebut sebagai contoh dan teladan, tidak saja di lingkungan masing-masing, tetapi juga sebagai contoh dan teladan bagi anak bangsa secara nasional dan bahkan masyarakat internasional.

Pada acara tersebut juga turut dihadiri oleh Ketua Umum Konsorsium Pendidikan Tinggi Indonesia dan Cendekiawan Nusantara, yaitu Prof. Dr, H. Supari Muslim, M.Pd dan sejumlah tamu undangan lainnya.

 Profil Prof. Dr. H. Saifullah 

Prof. Dr. H. Saifullah, S.Ag, M.Pd merupakan sosok intelektual yang lahir di Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 7 Oktober 1973.

Ia menikah dengan seorang perempuan Gandapura bernama Hj. Fauzah bin Jafar, SKM yang dikaruniai tiga orang anak, yaitu: 1). Cut Tina Levia, yang kini menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, 2). Anas Arrazi, kini sedang menempuh pendidikan di Al-Ahqaf University Republik Islam Yaman. dan 3) Cut Miranda Ulfa, kini sedang menempuh pendidikan di Madrasah Aliyah Ummulqura Bireuen.

Dalam jenjang karirnya, Prof. Dr. H. Saifullah, S.Ag, M.Pd tercatat sebagai Wakil Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Almuslim Peusangan selama dua periode (2001 s.d 2009).

Kemudian diangkat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Almuslim Kabupaten Bireuen (2010-2014) dan terpilih secara aklamasi sebagai Rektor Institut Agama Islam Almuslim Aceh selama 2 (dua) periode (2014 s.d 2022) dan kini menjabat sebagai Ketua Senat Akademik di Institut Agama Islam Almuslim Aceh periode 2023-2027.

Di tangan Prof. Dr. H. Saifullah, S.Ag, M.Pd, Almuslim terjadi peningkatan statusnya yang luar biasa, dari STIT Almuslim Peusangan menjadi STAI Almuslim Bireuen dan kini menjadi Institut Agama Islam (IAI) Almuslim Aceh.

Di samping sebagai Rektor, dirinya juga pernah menjadi Kepala Dinas Syari’at Islam dan Kepala Dinas Pendidikan Dayah Kabupaten Bireuen dan berbagai jabatan sosial lainnya.

Di samping sebagai birokrasi dan akademisi, beliau juga aktif sebagai penulis. Tidak kurang dari 11 buku ber-ISBN Nasional telah ia publikasikan dan salah satu bukunya yang berjudul “Pembaruan Pendidikan Islam di Aceh” telah mendapat Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tahun 2023 yang lalu.

Penghargaan sebagai Guru Besar atau Profesor kepada Prof. Dr. Saifullah merupakan bentuk pengakuan atas kesetiaan dan kegigihannya dalam memajukan Ilmu Pengetahuan, Pendidikan Islam dan Pembangunan Sumber Daya Insani yang berkelanjutan di Bireuen dan Aceh khususnya, serta Indonesia pada umumnya. [faj]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda