Beranda / Gaya Hidup / Seni - Budaya / Tur Sejarah Krueng Daroy, Upaya Memperkenalkan Kekayaan Budaya Aceh kepada Anak Muda

Tur Sejarah Krueng Daroy, Upaya Memperkenalkan Kekayaan Budaya Aceh kepada Anak Muda

Sabtu, 07 September 2024 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Tur Sejarah Krueng Daroy. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Banda Aceh akan menjadi saksi dari perhelatan budaya yang megah pada tanggal 6 hingga 8 September 2024 melalui Festival Krueng Daroy. 

Acara ini diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, dengan tujuan untuk menghidupkan kembali warisan sejarah dan budaya Aceh, terutama Krueng Daroy, sebuah sungai bersejarah yang memiliki keterkaitan erat dengan masa kejayaan Kerajaan Aceh di bawah pimpinan Sultan Iskandar Muda. 

Festival ini juga merupakan bagian dari rangkaian acara pendukung PON XXI yang akan berlangsung dari tanggal 9 hingga 20 September 2024 di Aceh dan Sumatera Utara.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal, menjelaskan salah satu acara unggulan dalam festival ini adalah Tur Sejarah Krueng Daroy, sebuah kegiatan yang dirancang khusus untuk memperkenalkan nilai-nilai sejarah dan kekayaan budaya yang berkaitan dengan Krueng Daroy. 

Almuniza Kamal menjelaskan bahwa tur ini menyasar anak-anak sekolah, terutama dari tingkat TK dan SD, yang berusia sekitar 7 tahun. 

"Kami ingin menanamkan wawasan sejarah sejak dini kepada anak-anak. Ini penting karena generasi muda harus tahu tentang sejarah daerah mereka agar kecintaan terhadap Aceh semakin mendalam," katanya.

Rute tur ini dimulai dari Makam Sultan Iskandar Muda tempat peristirahatan terakhir sang sultan yang membangun Krueng Daroy untuk keperluan irigasi dan transportasi di masa kejayaan Aceh. 

Setelah itu, tur dilanjutkan ke Meuligo Gubernur Aceh, sebuah lokasi yang menyimpan sejarah mendalam terkait kehidupan masyarakat Aceh di masa lalu. 

Para peserta kemudian diajak mengunjungi Taman Putroe Phang, sebuah taman yang juga memiliki nilai sejarah tinggi, karena terkait dengan kisah cinta Sultan Iskandar Muda dan permaisurinya, Putroe Phang.

Menurut Almuniza Kamal, pengenalan sejarah Aceh melalui tur ini bukan hanya menekankan pada kejayaan masa lalu, tetapi juga membangun kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan sejarah. 

"Landasan utama dari tur ini adalah memperkenalkan sejarah Aceh kepada generasi muda. Ini sangat penting karena dari kecil kita harus mendidik anak-anak agar mereka mencintai sejarah, budaya, dan tanah air mereka sendiri," tegasnya.

Festival ini juga menyoroti peran besar Sultan Iskandar Muda dalam membangun Aceh sebagai salah satu kerajaan terkuat di Asia Tenggara pada masanya. 

Sultan Iskandar Muda tidak hanya dikenal sebagai pemimpin yang kuat, tetapi juga sebagai sosok yang peduli terhadap pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan rakyatnya. Krueng Daroy, sungai yang menjadi pusat perayaan festival ini, adalah bukti nyata dari visi besar Sultan Iskandar Muda dalam membangun sistem irigasi yang menghidupi masyarakat Aceh.

Kepala Disbudpar Aceh menambahkan, Sultan Iskandar Muda adalah figur yang sangat penting dalam sejarah Aceh. 

"Kita ingin generasi muda memahami kontribusi besar beliau terhadap kemajuan Aceh. Dengan mengenal lebih dalam tentang Sultan Iskandar Muda, kita berharap anak-anak akan tumbuh dengan rasa bangga terhadap warisan budaya dan sejarah mereka," ujarnya.

Selain tur sejarah, Festival Krueng Daroy 2024 juga akan menghadirkan berbagai pertunjukan seni tradisional Aceh, mulai dari tarian, musik, hingga teater yang menceritakan kisah-kisah bersejarah. 

Berbagai stand kuliner tradisional juga akan memanjakan para pengunjung dengan cita rasa khas Aceh. Festival ini diharapkan dapat menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara, sekaligus menjadi sarana edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya melestarikan sejarah dan budaya.

Dengan segala kemegahan dan kekayaan budaya yang ditawarkan, Festival Krueng Daroy 2024 akan menjadi momen penting dalam memperkenalkan kembali sejarah Aceh kepada masyarakat luas, terutama generasi muda. 

"Kami berharap melalui festival ini, masyarakat Aceh semakin mencintai dan menghargai warisan budaya serta sejarah yang ada. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk menjaga agar warisan ini tetap hidup dan lestari," pungkas Almuniza Kamal. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda