kip lhok
Beranda / Gaya Hidup / Seni - Budaya / Tradisi Takbir Keliling di Aceh Sudah Eksis Sejak Masa Sultan Iskandar Muda

Tradisi Takbir Keliling di Aceh Sudah Eksis Sejak Masa Sultan Iskandar Muda

Sabtu, 06 April 2024 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Cucu Sultan Aceh yang juga Pemimpin Darud Donya Aceh Darussalam, Cut Putri. Foto: mc Aceh


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Cucu Sultan Aceh yang juga Pemimpin Darud Donya Aceh Darussalam, Cut Putri, mengatakan bahwa para Sultan Aceh merayakan Ramadan dan Idulfitri dengan meriah di Bumi Serambi Makkah.

Tak hanya itu, takbiran keliling juga konon sudah dilakukan pada masa itu dan tradisi ini terus berlanjut di tengah masyarakat Aceh sebagai syi'ar memeriahkan hari raya Idulfitri.

Laporan penjelajah asing juga mencatat keindahan dan iring-iringan pasukan yang merayakan malam hari raya Idulfitri, yang jumlahnya hingga 40 ribu prajurit dalam barisan yang gagah.

Pasukan dikumpulkan di Tanah Waqaf Blang Padang, dekat Istana Dalam Darud Donya, dari sana rombongan langsung menuju ke Masjid Raya.

"Sedangkan Sultan Aceh datang ke tempat sembahyang Idulfitri yaitu Masjid Raya Baiturrahman, yang disambut oleh Qadhi Al Qudah Qadhi Malikul Adil dan Fakih Seri Raja Fakih," ujar Cut Putri, Jumat (5/4/2024).

Setelah Sultan Iskandar Muda selesai shalat Idulfitri, lanjut dia, maka Sultan keluar dan segala hulubalang berdiri di luar Masjid Raya Baiturrahman.

Setelah melaksanakan salat Idulfitri, Sultan memberikan sedekah dan hadiah kepada para fakir miskin dan semua rakyat. Setelah Itu Sultan Iskandar Muda kembali ke Istana Darud Donya Aceh Darussalam.

Menurut Cut Putri, tradisi perayaan Idulfitri yang meriah terus berlangsung di Aceh sampai hari ini. Pawai takbiran dilaksanakan tiap-tiap desa (Gampong), Mukim, Wilayah Keulebalangan, Sagi dan kawasan kerajaan dengan meriah. Sebuah tradisi sejarah yang terus bertahan.

"Namun tahun ini Pawai Takbiran ditiadakan oleh pemerintah, salah satu alasan adalah karena akan ada Pekan Olahraga Nasional (PON), Pilkada dan juga ada penggalian terowongan/jalur IPAL di jalanan menuju Gampong Pande di kawasan makam para raja dan ulama Aceh," tuturnya.

Pemimpin Darud Donya itu mengatakan, Pawai Takbiran mestinya tetap dilaksanakan sesuai tradisi sejak era Kesultanan Aceh Darussalam.

Menurut dia, takbiran keliling kota adalah salah satu syi'ar yang telah berlangsung sebagai adat dan tradisi ratusan tahun di Aceh.

Pada saat takbiran, seluruh rakyat tumpah ruah di jalan menyambut hari kemenangan. Anak-anak, orang dewasa, orang tua, laki-laki bahkan perempuan turut larut dalam kegembiraan menyambut datangnya hari kemenangan. (*)

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda