Beranda / Gaya Hidup / Seni - Budaya / Nissa Sabyan dan Kembang Api Meriahkan Malam Penutupan Aceh International Percussion 2019

Nissa Sabyan dan Kembang Api Meriahkan Malam Penutupan Aceh International Percussion 2019

Rabu, 16 Oktober 2019 22:30 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Bireuen - Penutupan Aceh International Percussion 2019 yang di gelar di Stadion Cot Gapu Bireuen Selasa (15/10/2019) malam. Berjalan sukses dan sangat meriah. Belasan ribu penonton terlihat memenuhi panggung utama Stadion Cot Gapu Bireuen, Provinsi Aceh.

Antusiasme masyarakat Bireuen sangat terlihat saat penampilan penyanyi cantik bersuara emas Nissa bersama grupnya Sabyan. Ia membawakan delapan lagu hitsnya dan lagu-lagu dari album terbaru mereka.

Tak hanya itu saja kemeriahan malam penutupan tersebut juga di meriahkan Cut Rianda Zuhra yang merupakan Duta Aceh di Liga Dangdut Indonesia (LIDA) 2 Indosiar dengan membawakan lagu Tauhid dan Ijuk.

Selain itu penampilan atraksi rapai disertai debus yang disambut decak kagum pengunjung serta penampilan penari dari Papua yang diiringi musik, dibawakan dengan penuh semangat serta energik. Semakin menambah kemeriahan malam penutupan Aceh International Percussion 2019.

Acara yang berakhir pada pukul 23.40 WIB di meriahkan dengan pesta kembang api yang menghiasi langit di atas stadion Cot Gapu Bireuen.

Aceh Internasional Percussion Festival 2019 merupan salah satu kegiatan yang masuk dalam daftar kalender pariwisata pemerintah Aceh tahun 2019. 

Acara yang dihelat oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, berpusat di Stadion Cot Gapu ini, bukan hanya menampilkan seni pertunjukan perkusi dari berbagai daerah dan dua negara sahabat. Tapi juga pameran kreativitas masyarakat di stand-stand kecamatan.

Salah satu stand yang menarik miliknya Kecamatan Peusangan. Kecamatan yang berdiri di pusat eks Nanggroe Peusangan, memamerkan ragam hasil karya masyarakat gampong yang ada di kawasan itu. 

Baik berupa produk hasil kebun khas Peusangan, hingga kerajinan tangan berupa olahan ban bekas dalam berbagai bentuk, serta oleh-oleh berupa miniatur objek-objek terkenal di dunia.

Aceh International Percussion (AIP) yang di buka oleh Asisten I Pemerintah Aceh, Kepala Dinas Pariwisata Aceh, Bupati dan Wakil Bupati Bireuen, Ketua DPRK serta Ketua DKA Bireuen, Sabtu lalu (12/10/2019) ditandai dengan penabuhan rapai.

Dalam sambutannya Bupati Bireuen, H Saifannur S.Sos mengatakan budaya Aceh sangat hebat dan perlu dilestarikan, salah satunya rapai.

"Kita adalah bangsa yang hebat, budaya warisan nenek moyang kita yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan masyarakat Aceh," katatnya.

Asisten I Pemerintah Aceh, Teuku Ahmad Dadek, mewakili Plt Gubernur Aceh dalam sambutannya menyampaikan, Rapai menjadi bagian budaya dan tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat daerah Aceh, baik itu secara filosofïs atau pun secara kultural.

Rapai merupakan alat musik perkusi tradisional asli daerah Aceh. Rapai sering dijumpai di acara - acara besar seperti acara pernikahan, pasar malam, sunat rasul, tarian daerah, peringatan ulang tahun dan acara adat istiadat lainnya.(rls)

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda