Beranda / Gaya Hidup / Seni - Budaya / Merawat Kebudayaan Aceh dapat Berpotensi Ekonomi untuk Masyarakat

Merawat Kebudayaan Aceh dapat Berpotensi Ekonomi untuk Masyarakat

Senin, 04 November 2024 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah I Provinsi Aceh, Piet Rusdi. Foto: Nora/Dialeksis


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah I Provinsi Aceh, Piet Rusdi, menyampaikan pentingnya merawat kebudayaan Aceh sebagai langkah strategis dalam memanfaatkan potensi ekonomi yang ada.

Rusdi, sapaan akrabnya, menekankan bahwa kebudayaan bukan hanya aspek pembangunan, melainkan juga metode untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

Oleh karena itu, kata dia, kebijakan nasional dan daerah harus selaras, apalagi Aceh memiliki karakteristik tersendiri secara peradaban islam.

"Aceh memiliki kekayaan objek cagar budaya dan manuskrip yang seharusnya dimanfaatkan secara maksimal. Kebudayaan kita memiliki potensi besar, dan jika dikelola dengan baik, dapat menjadi sumber investasi bagi Aceh," ujarnya usai dialog keAcehan di UIN Ar Raniry, Senin (4/11/2024).

Dia menambahkan, saat ini kebudayaan Aceh duduk di atas potensi ekonomi tersembunyi. Padahal jika merawat kebudayaan dengan tata kelola yang baik, akan menghasilkan sebuah investasi besar bagi Aceh.

Contoh, sebutnya, potensi rencong dan alat musik rapai. Ia mengingatkan bahwa merawat alat tradisional ini tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi.

"Rapai bukan sekadar alat musik, tetapi bisa menjadi sumber pendapatan. Dari hutan hingga cara produksinya, semua bisa dikelola untuk menghasilkan nilai ekonomi," tutupnya.

Untuk itu, ia berharap, kepemimpinan baru kedepan dapat mengarahkan kebudayaan ini lebih baik, karena Aceh cukup kaya akan budaya.

"Saya berharap kebudayaan Aceh dapat terjaga dan berkontribusi terhadap perekonomian daerah, serta membawa kemajuan bagi masyarakat Aceh ke depan," tutupnya.***

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI