kip lhok
Beranda / Gaya Hidup / Seni - Budaya / Lestarikan Budaya Gayo, Festival Didong Pelajar Se-Aceh Tengah dan Bener Meriah Sukses

Lestarikan Budaya Gayo, Festival Didong Pelajar Se-Aceh Tengah dan Bener Meriah Sukses

Selasa, 20 Februari 2024 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Sanggar Gayo Mentalu, bekerjasama dengan Universitas Terbuka (UT) Aceh, berhasil menyelenggarakan acara festival didong pelajar se-Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Acara ini dibuka oleh Pj. Bupati Aceh Tengah Ir. T. Mirzuan, MT, di Café Keni Gayo Pujasera pada Sabtu (17/2/2024) lalu. [Foto: Diskominfo ATeng]


DIALEKSIS.COM | Aceh - Sanggar Gayo Mentalu, bekerjasama dengan Universitas Terbuka (UT) Aceh, berhasil menyelenggarakan acara festival didong pelajar se-Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Acara ini dibuka oleh Pj. Bupati Aceh Tengah Ir. T. Mirzuan, MT, di Café Keni Gayo Pujasera pada Sabtu (17/2/2024) lalu.

Pj. Bupati Mirzuan menyampaikan apresiasi dan penghargaan terhadap kegiatan tersebut. Menurutnya, acara ini merupakan suatu bentuk menjaga kelestarian budaya Gayo. 

"Kami menyampaikan apresiasi dan penghargaan sebesar-besarnya, kami menilai kegiatan ini sangat bernilai positif dan mendidik serta sebagai upaya untuk terus menjaga dan melestarikan budaya Gayo dalam kehidupan bermasyarakat," ujar Mirzuan. 

Ia berharap generasi muda dapat terus menjunjung tinggi identitas dan budaya lokal.

"Dengan terselenggaranya UT Festival 2024 ini diharapkan dapat melahirkan banyak penutur aktif dari generasi muda sehingga bahasa Gayo dapat terus dilestarikan karena penting bagi kita semua untuk melestarikan dan menghargai bahasa Gayo, hal ini merupakan bagian penting dari identitas budaya kita," tambah Mirzuan.

Pada kesempatan itu, Direktur UT Aceh, Syamsuri, S.IP, menyampaikan kegiatan ini merupakan upaya untuk mempertahankan budaya. 

"Pada kesempatan ini kami ingin berkontribusi kepada pemerintahan setempat yang dapat kami berikan pada hari ini. Kami ingin menghidupkan budaya yang mungkin saja anak-anakku sekalian yang sudah terlalu banyak menyerap budaya-budaya dari luar yang tidak ada maknanya, padahal didong ini tentu lebih bermanfaat bagi kita," ungkapnya.

Selain sebagai sarana pelestarian budaya, UT Aceh berharap agar generasi penerus dapat meningkatkan akhlak dan kemampuan diri untuk menghadapi masa depan. 

"Kami juga ingin mengajak generasi selain berakhlak, juga untuk memiliki kompetensi yang mana, kedua hal ini penting untuk menjadi anak yang berhasil di masa depan, untuk itu kehadiran UT kami harapkan mampu membuat anak-anak Gayo mampu bersaing dengan anak-anak di daerah lain," tutupnya. [fh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda