Liason Officer Minta PB SDM PON XXI Wilayah Aceh Segera Cairkan Honor
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Para LO PON Aceh. Foto: Dialeksis,.com
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Keterlambatan pencairan honor bagi paraLiaison Officer (LO), Volunteer Officer (VO), dan Workforce (WF) dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut memicu kekecewaan dan kegelisahan dari mereka yang telah bekerja keras menyukseskan perhelatan olahraga terbesar di Indonesia tersebut.
Arjuna, salah satu LO dari cabang olahraga Soft Tenis yang bertugas untuk kontingen Jawa Barat mengungkapkan keluhannya terkait lambatnya pencairan honor yang telah dijanjikan oleh panitia.
"Kami sudah bekerja keras tanpa pamrih, namun sampai sekarang honor kami belum juga dicairkan. Jangan permainkan honor kami! Kami sudah capek bekerja, tapi hak kami seolah diabaikan. Ini sangat mengecewakan," kata Arjuna kepada Dialeksis.com, Senin, 16 September 2024.
Arjuna juga menyoroti ketidakadilan dalam sistem pembayaran honor yang disamaratakan untuk semua, termasuk Volunteer Officer (VO) dan Workforce (WF).
Menurutnya, kerja keras dan tanggung jawab LO jauh lebih besar dibandingkan dengan VO dan WF, namun honor mereka disamakan, yang bagi Arjuna ini sangat tidak adil.
“Kami yang LO harus melalui proses seleksi yang ketat, ada syarat seperti SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian), sementara VO dan WF hanya perlu surat kelakuan baik dari kepala desa. Tentu saja ini membuat kami bingung dan kecewa. Kami yang kerja ekstra keras, tapi disamakan dengan mereka yang tugasnya lebih ringan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Arjuna menilai bahwa peran LO, terutama yang mengurus kontingen VIP, memiliki tingkat kesulitan dan tanggung jawab yang jauh lebih besar.
"Kawan kami dari LO VIP bertanggung jawab langsung kepada para atlet dan ofisial penting dari kontingen, dan itu tidak mudah. Kami bekerja ekstra dengan waktu yang lebih panjang dan beban yang lebih berat. Tapi kok malah disamaratakan dengan VO dan WF? Sungguh membingungkan,” tuturnya.
Pesan berantai yang beredar sebelumnya menyebutkan bahwa honor untuk LO, VO, dan WF akan dibayarkan dalam dua tahap.
Tahap pertama direncanakan cair pada 15 September 2024 dengan batas absensi hingga 11 September, sementara tahap kedua dijadwalkan pada 23 September 2024 dengan batas absensi hingga 18 September.
Besaran honor yang dijanjikan adalah Rp250 ribu per hari bagi setiap LO, VO, dan WF. Namun, hingga kini, honor tersebut belum kunjung cair, menimbulkan keresahan di kalangan mereka yang terlibat.
Arjuna berharap agar Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Panitia Besar PON XXI Aceh-Sumut segera menuntaskan masalah ini.
“Kami sudah mengikuti Bimbingan Teknis (Bintek) dan bekerja sesuai arahan. Tetapi hingga sekarang, dana Bintek juga baru dikabarkan akan segera cair. Kami butuh kejelasan, kapan sebenarnya hak kami bisa diterima? Jangan biarkan kami bekerja tanpa kepastian,” katanya.
Di sisi lain, media dialeksis.com mencoba menghubungi Ketua Bidang SDM PB PON XXI Aceh-Sumut, Marthunis, ST., D.E.A, untuk meminta klarifikasi mengenai keterlambatan pencairan honor.
Namun, Marthunis hanya merespons singkat dengan mengarahkan media untuk menghubungi Mukhlis, salah satu panitia di Bidang SDM yang saat ini berada di luar kota.
“Ke Pak Mukhlis saja ya,” jawab Marthunis saat dimintai komentar.
Saat dihubungi, Mukhlis yang saat ini berada di Takengon menyatakan bahwa ia tidak dapat memberikan informasi lebih lanjut saat ini dan mengarahkan media untuk menghubungi Sekretariat SDM Dinas Pendidikan.
“Ke Sekret SDM Disdik aja dek, saya sedang di Takengon ni. Info update ada sama mereka,” ujarnya.
Pencairan honor yang ditunda ini tidak hanya menimbulkan keresahan di kalangan LO seperti Arjuna, tetapi juga berdampak pada VO dan WF yang turut serta dalam menyukseskan PON XXI. Mereka semua berharap agar hak mereka dapat segera dipenuhi dan tidak diabaikan oleh pihak panitia.
PON XXI Aceh-Sumut merupakan perhelatan olahraga nasional yang melibatkan ribuan atlet, ofisial, dan panitia dari seluruh Indonesia.
Oleh karena itu, segala urusan administratif, termasuk pembayaran honor, menjadi sangat krusial untuk menjaga kelancaran dan semangat para panitia yang telah bekerja keras. [nh]