Beranda / PON-XXI / Investigasi Menyeluruh, Panitia PON Koordinasi dengan PSSI Usut Insiden Sepak Bola

Investigasi Menyeluruh, Panitia PON Koordinasi dengan PSSI Usut Insiden Sepak Bola

Minggu, 15 September 2024 19:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Konferensi pers menjunjung tinggi sportivitas sepak bola PON XXI 2024, Ahad (15/9/2024). [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pertandingan sepak bola antara tim tuan rumah Aceh dan Sulawesi Tengah yang berlangsung di Stadion Haji Dimurthala, Banda Aceh, pada Sabtu (14/9/2024), berujung kontroversi. 

Laga yang menjadi bagian dari PON XXI 2024 Aceh-Sumut ini memanas akibat sejumlah keputusan wasit yang dinilai tidak adil dan cenderung menguntungkan tim tuan rumah. 

Situasi ini memicu ketegangan di lapangan, hingga terjadi insiden yang melibatkan pemain dan ofisial Sulawesi Tengah.

Keputusan paling kontroversial terjadi di injury time babak kedua. Pada momen krusial itu, wasit EAS memberikan hadiah penalti kepada Aceh setelah winger Muhammad Nur Mahyuddin terjatuh di kotak penalti. 

Namun, kubu Sulawesi Tengah menilai bahwa tidak ada kontak yang cukup untuk dianggap sebagai pelanggaran, dan protes keras pun muncul dari pemain hingga ofisial Sulawesi Tengah. 

Mayjen TNI (Purn) DR. Suwarno, Ketua HQ Panitia Pengarah dan Pengawas PON XXI 2024 Aceh-Sumut, dalam konferensi persnya menjelaskan bahwa pertandingan tersebut awalnya berjalan normal. 

Namun, suasana berubah ketika terjadi beberapa keputusan wasit yang tidak sinkron antara wasit utama dan asisten wasit.

"Pada babak pertama, sudah ada insiden yang memicu ketegangan. Salah satu keputusan yang diambil oleh wasit utama tidak sejalan dengan apa yang diputuskan oleh asisten wasit, yang sempat mengangkat bendera tanda pelanggaran. Hal ini menyebabkan protes keras dari pelatih Sulawesi Tengah, yang akhirnya diberikan kartu kuning," kata Suwarno dalam konferensi pers, Ahad (15/9/2024).

Ia menambahkan bahwa situasi semakin panas di babak kedua ketika wasit memberikan penalti untuk Aceh pada detik-detik terakhir pertandingan. 

“Keputusan tersebut membuat suasana semakin panas, dan sayangnya, beberapa pemain Sulawesi Tengah bereaksi secara berlebihan,” lanjut Suwarno.

Suwarno menyampaikan bahwa tindakan keras perlu diambil untuk menjaga sportivitas dan menghindari insiden serupa di pertandingan lainnya. 

"Saya sudah berkoordinasi dengan PSSI, dan investigasi menyeluruh akan dilakukan, baik terhadap pemain yang terlibat insiden maupun wasit yang memimpin pertandingan. Kami berharap PSSI memberikan sanksi tegas bagi siapapun yang terbukti melanggar aturan," tegasnya.

Suwarno juga mengungkapkan bahwa wasit EAS sempat terjatuh setelah salah satu pemain Sulawesi Tengah diduga melakukan tindakan kasar. 

"Wasit harus dilarikan ke rumah sakit dan saat ini masih dalam perawatan medis. Tindakan tersebut jelas melanggar semangat sportivitas dan fair play yang ingin kami jaga selama PON XXI berlangsung,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa bagi pemain yang terlibat dalam insiden tersebut, sanksi berat akan diberikan. 

PSSI menyatakan bahwa minimal hukuman untuk pemain yang melakukan tindakan kekerasan adalah larangan bermain selama delapan bulan. Namun, dalam kasus ini, sanksinya bisa lebih berat, tergantung hasil investigasi.

Suwarno mengingatkan bahwa PON bukan hanya ajang untuk unjuk prestasi, tetapi juga untuk merajut persatuan antar anak bangsa.

"Kami selalu menekankan kepada semua peserta bahwa PON ini adalah kesempatan untuk mempererat tali silaturahmi. Kontroversi di lapangan seharusnya tidak merusak semangat kebersamaan ini,” imbuhnya.

Ia berharap kejadian serupa tidak terulang di pertandingan berikutnya, mengingat ini bukan kali pertama insiden seperti ini terjadi dalam pertandingan sepak bola di Indonesia. 

"Sepak bola adalah olahraga yang memiliki tensi tinggi, dan sering kali keputusan wasit memicu ketidakpuasan. Kami harus berupaya keras agar sportivitas tetap dijunjung tinggi,” katanya.

Suwarno menyatakan bahwa investigasi yang dilakukan PSSI akan menjadi langkah tegas untuk mencegah insiden serupa di masa depan. 

"Upaya kami bersama PSSI adalah untuk memastikan bahwa tidak ada lagi pemain, ofisial, atau wasit yang terlibat dalam tindakan yang mencederai semangat fair play. Setiap keputusan yang diambil harus berdasarkan aturan yang berlaku, dan kami tidak akan ragu untuk memberikan sanksi tegas kepada siapapun yang melanggar," pungkasnya. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda