Ucok Sibreh: Golkar Aceh Butuh Pemimpin yang Merakyat dan Dekat dengan Kader
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Mantan Ketua DPD II Partai Golkar Aceh Besar, Muhibuddin Ibrahim, SE. [Foto: Dokumen istimewa]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Mantan Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) II Partai Golkar Aceh Besar, Muhibuddin Ibrahim, SE atau yang dikenal dengan nama Ucok Sibreh, menyampaikan pandangannya tentang masa depan Partai Golkar Aceh seiring berakhirnya masa jabatan Ketua DPD I Partai Golkar Aceh, Drs. H. Teuku Muhammad Nurlif, SE.
Ucok Sibreh berharap agar kepemimpinan Golkar di Aceh dapat lebih mengutamakan pendekatan yang inklusif, merangkul seluruh kader, dan memberikan ruang bagi regenerasi di tubuh partai.
Ucok mengingatkan bahwa masa jabatan TM Nurlif sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Aceh sudah mendekati akhir.
Menurut Ucok, ini menjadi momentum yang penting bagi partai untuk melakukan evaluasi menyeluruh serta menyiapkan langkah-langkah untuk memperkuat kepemimpinan baru yang mampu merangkul seluruh elemen partai, termasuk para kader dan pengurus di level bawah hingga ke masyarakat luas.
"Kita harapkan adanya komunikasi yang lancar dengan semua kader Partai Golkar, baik di jajaran Ketua DPD II maupun sampai ke tingkat kecamatan dan kader," kata Ucok kepada Dialeksis.com, Minggu (10/11/2024).
Ia menegaskan bahwa seorang pemimpin partai harus mampu berinteraksi dengan masyarakat dan anggota partai di semua tingkatan untuk menjaga kekompakan dan memperkuat partai di akar rumput.
Ucok menyinggung kepemimpinan TM Nurlif yang menurutnya terkesan kurang merakyat. "Jangan terlalu menjaga jarak (jaim) dengan masyarakat, harus mau bergaul. Jangan sampai partai ini hanya terlihat elit dan jauh dari masyarakat," tegasnya.
Lebih jauh, Ucok juga menyampaikan kritik terkait pengembangan sumber daya manusia (SDM) di internal Golkar.
Menurutnya, sejauh ini tidak banyak kader Golkar yang diberdayakan atau diberikan kesempatan untuk mengisi posisi strategis di pemerintahan Aceh. Ucok menekankan pentingnya pembinaan kader agar mereka siap memimpin di berbagai sektor.
"Tidak ada pengembangan SDM kader sehingga bisa mengisi posisi-posisi penting di pemerintahan Aceh," ujarnya.
Ucok juga mengungkapkan kekecewaannya atas pemecatannya dari jabatan Ketua DPD II Golkar Aceh Besar. Setelah dua dekade mengabdikan diri kepada Golkar, ia merasa diperlakukan tidak adil.
"Saya dipecat begitu saja, padahal saya sudah hampir 20 tahun berdedikasi untuk partai ini," ungkapnya.
Namun, ia memilih untuk tidak mengajukan protes atau perlawanan, meskipun menurutnya ada dukungan yang bisa membantunya baik dari pusat maupun daerah.
Ia menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang bisa merugikan partai. "Saya tidak mau berbuat yang macam-macam, semua demi kebaikan partai ini agar tetap eksis di masyarakat," tuturnya dengan penuh haru.
Ucok juga berharap agar dalam kepengurusan selanjutnya, tidak ada tindakan yang bertujuan menjatuhkan kader lain, seperti yang ia alami.
Ia mengimbau para kader Golkar untuk bersabar dan tidak menggunakan strategi jatuh-menjatuhkan yang justru merusak soliditas partai.
"Kita harap tidak ada upaya-upaya menjatuhkan, biarkan beliau (TM Nurlif) menyelesaikan masa jabatannya," katanya.
Selain itu, Ucok menyatakan bahwa ia tidak mendukung TM Nurlif untuk maju kembali dalam pencalonan Ketua DPD I Golkar Aceh untuk periode ketiga.
Menurutnya, sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar, seorang ketua maksimal hanya boleh menjabat dua periode, kecuali ada surat dekresi atau pengecualian khusus.
"Jika ada aturan, kita ikuti. Kalau bisa, berikan kesempatan kepada kader lain untuk memimpin partai besar ini," harapnya.
Di akhir pernyataannya, Ucok mengajak semua kader Golkar Aceh untuk tetap menjaga persatuan dan tidak melakukan manuver yang dapat menimbulkan perpecahan di dalam partai.
Menurutnya, saat ini adalah waktu yang tepat bagi Partai Golkar untuk melakukan evaluasi internal dan menyiapkan regenerasi kepemimpinan yang lebih segar, yang mampu membawa Golkar Aceh menuju arah yang lebih baik.
Ucok juga menegaskan bahwa dirinya siap mendukung kader-kader baru yang memiliki potensi untuk memimpin Golkar ke depan.
"Jika ada kader yang siap, mari kita dukung. Kita butuh figur ketua yang baru, yang bisa mengayomi semua kalangan dan memberikan kesempatan kepada kader-kader muda untuk berkembang," pungkas Ucok. [nh]