Tips Jitu Kandidat Kepala Daerah Raih Simpati Pemilih dalam Debat Pilkada
Font: Ukuran: - +
Reporter : Arn
Yuhdi Fahrimal, Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Teuku Umar. Foto: for Dialeksis
DIALEKSIS.COM | Meulaboh - Debat kandidat dalam Pilkada merupakan momen krusial bagi para calon kepala daerah untuk menarik perhatian pemilih dan publik. Seorang pakar komunikasi politik menyoroti beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan para kandidat agar dapat tampil maksimal dan menjadi magnet perhatian dalam ajang debat.
Yuhdi Fahrimal, Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Teuku Umar, mengatakan bahwa debat publik merupakan panggung utama bagi para calon untuk menunjukkan kapasitas dan visi mereka.
"Debat bukan sekadar adu argumentasi, tetapi juga kesempatan untuk membangun citra dan meyakinkan pemilih," ujar Yuhdi kepada Dialeksis, Minggu (13/10/2024).
Menurut Yuhdi, ada beberapa hal kunci yang perlu diperhatikan kandidat, penguasaan materi menekankan pentingnya pemahaman mendalam tentang isu-isu lokal dan nasional.
"Kandidat harus mampu menjelaskan visi dan program mereka dengan jelas dan terukur," katanya.
Selanjutnya katanya komunikasi efektif "Gunakan bahasa yang mudah dipahami dan hindari jargon politik yang rumit," saran Yuhdi.
Ia menambahkan bahwa kandidat perlu memperhatikan intonasi dan bahasa tubuh mereka. Penampilan yang meyakinkan Yuhdi menyarankan kandidat untuk tampil percaya diri namun tetap santun.
"Penampilan fisik dan cara berpakaian juga penting untuk membentuk kesan pertama yang positif," ujarnya.
Hal terpenting menurut Yuhdi jangan luput kesiapan menghadapi serangan "Kandidat harus siap menghadapi kritik dan pertanyaan sulit dengan tenang dan cerdas," kata Yuhdi.
Ia menyarankan untuk berlatih menghadapi berbagai skenario pertanyaan. Menunjukkan empati Yuhdi menekankan pentingnya menunjukkan kepedulian terhadap masalah masyarakat.
"Kandidat yang mampu menunjukkan empati genuine akan lebih mudah meraih simpati pemilih," jelasnya.
Perlu juga di maksimalkan pemanfaatan media sosial "Jangan lupakan kekuatan media sosial untuk memperluas jangkauan pesan-pesan kunci selama dan setelah debat," saran Yuhdi.
Yuhdi mengingatkan bahwa kesuksesan dalam debat bukan hanya tentang menang argumen, tetapi juga tentang membangun koneksi emosional dengan pemilih.
"Kandidat yang berhasil menggabungkan kompetensi, karakter, dan kepedulian akan menjadi magnet perhatian publik," pungkasnya.***