Beranda / Politik dan Hukum / Tingginya Biaya Politik, Tgk Akmal Abzal: "Demokrasi Semakin Terancam Praktik Transaksional

Tingginya Biaya Politik, Tgk Akmal Abzal: "Demokrasi Semakin Terancam Praktik Transaksional

Kamis, 31 Oktober 2024 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Komisioner Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh periode 2018-2023, Tgk Akmal Abzal. Foto: Net


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Komisioner Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh periode 2018-2023, Tgk Akmal Abzal, menyoroti pernyataan politisi Muslim Aiyub terkait modal fantastis yang diperlukan calon legislatif (caleg) untuk maju dalam kontestasi politik. Pernyataan Muslim Ayub yang dikutip dalam Dealeksis edisi Rabu, 30 Oktober 2024, menyebutkan bahwa modal politik sebesar Rp 20 miliar dianggap menjadi perhatian serius bagi berbagai pihak.

"Biaya politik yang melonjak ini sudah merusak tatanan etika dan idealisme demokrasi. Harapan kita pada caleg sebagai wakil rakyat malah tergerus oleh tingginya angka pengeluaran yang tidak masuk akal," ujar Tgk Akmal Abzal kepada Dialeksis.com saat dihubungi (31/10/2024). 

Menurutnya, angka sebesar itu tidak rasional karena pendapatan yang diterima anggota dewan selama lima tahun jauh di bawah modal yang dikeluarkan.

Akmal menekankan, sulit membayangkan bagaimana seorang legislator bisa mengembalikan biaya sebesar itu dalam waktu singkat. 

"Jika logika pengeluaran ini terus berlangsung, maka dampaknya akan sangat membahayakan demokrasi kita. Fenomena money politic kian menjadi tren negatif yang menentukan kalah menangnya seorang kandidat," ujarnya penuh keprihatinan.

Sebagai praktisi pemilu, Tgk Akmal mendesak agar seluruh pihak dapat kembali mereorientasi nilai-nilai demokrasi secara utuh. “Kita harus membuka ruang bagi putra-putri terbaik bangsa untuk berpartisipasi mengisi jabatan politik, baik di DPR, DPRK, maupun kepala daerah seperti gubernur dan bupati," ucapnya.

Tgk Akmal juga menegaskan bahwa jika praktik jual beli suara, baik dengan pemilih maupun oknum penyelenggara, terus terjadi tanpa pengawasan ketat, dampaknya akan semakin merusak bangsa. 

"Jika kondisi ini tidak segera diamputasi, maka negeri ini akan semakin mudah dikendalikan oleh pemodal yang jauh dari sosok pemimpin ideal," katanya.

Sebagai langkah nyata, Tgk Akmal mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memperjuangkan pemilu yang murah dan mudah. 

"Kini saatnya kita bersama-sama menyuarakan pemilu yang terjangkau demi mewujudkan kepemimpinan bangsa yang baik, bersahaja, dan benar-benar melayani rakyat,” tutup Tgk Akmal.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda