Beranda / Politik dan Hukum / Survei Bravo Fanta Institute Menuai Polemik, Dr. Nurlis Effendi: Masyarakat Tak Mudah Terpengaruh

Survei Bravo Fanta Institute Menuai Polemik, Dr. Nurlis Effendi: Masyarakat Tak Mudah Terpengaruh

Senin, 07 Oktober 2024 11:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Wakil Ketua DPA Partai Aceh sekaligus Ketua Divisi Survei dan Riset Badan Pemenangan Aceh Muzakir Manaf dan Fadhlullah, Dr. Nurlis Effendi. Foto: for Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Aceh - Kemunculan hasil survei dari Bravo Fanta Institute terkait Pemilihan Gubernur (Pilgub) Aceh 2024 menuai polemik di kalangan masyarakat. Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Aceh (DPA) Partai Aceh yang juga menjabat sebagai Ketua Divisi Survei dan Riset Badan Pemenangan Aceh Muzakir Manaf dan Fadhlullah, Dr. Nurlis Effendi, mengkritisi kredibilitas lembaga survei tersebut.

"Kemunculan lembaga ini yang tiba-tiba di momentum Pilkada sudah dapat dibaca sebagai bagian dari upaya mempengaruhi opini publik, bahkan menjalankan propaganda," ujar Dr. Effendi saat diwawancarai di kantor DPA Partai Aceh, Senin (7/10/2024).

Menurut Dr. Effendi, masyarakat Aceh yang dikenal cerdas dan kritis tidak akan mudah terpengaruh oleh hasil survei yang dinilai tidak logis. 

"Masyarakat kita dapat merasakan langsung dinamika politik dari pengamatan lapangan dan interaksi sehari-hari. Mereka paham betul perkembangan dan pengaruh masing-masing calon di grassroot level," jelasnya.

Lebih lanjut, akademisi yang juga politisi senior ini menekankan tingginya literasi politik masyarakat Aceh. "Rasa ingin tahu masyarakat Aceh sangat besar. Mereka aktif menelusuri kredibilitas lembaga survei melalui mesin pencari, mulai dari track record, alamat kantor, hingga siapa di balik lembaga tersebut," tambahnya.

Dr. Nurlis Effendi juga menyoroti bahwa hasil survei tersebut bertolak belakang dengan realitas di lapangan. 

"Kita bisa melihat sendiri bagaimana antusiasme dan dukungan masyarakat terhadap kedua pasangan calon. Kehadiran fisik dan pengaruh politik di akar rumput tidak bisa dibandingkan dengan angka-angka survei yang diragukan kredibilitasnya," tegasnya.

Sementara itu, Dosen FISIP Universitas Syiah Kuala, Aryos Nivada, menilai fenomena munculnya lembaga survei menjelang Pilkada bukanlah hal baru.

"Yang perlu diperhatikan adalah metodologi, sampel, dan objektivitas survei. Masyarakat Aceh yang sudah melewati berbagai dinamika politik tentu memiliki kedewasaan dalam menyikapi berbagai informasi menjelang Pilkada," ujarnya.

Selain itu kata Aryos, penting mempelajari track record dan karya maupun produk survey dari lembaga survei agar dapat mengetahui kelayakan dan mempercayai untuk dipakai dan dijadikan rujukan secara keilmuan.

Pilgub Aceh 2024 akan mempertemukan dua pasangan calon, yakni Muzakir Manaf-Fadhlullah yang diusung Partai Aceh dan koalisi partai pendukung, dengan pasangan Bustami Hamzah-M Fadhil yang diusung juga melalui jalur partai. Pemilihan akan digelar serentak dengan Pilkada di berbagai daerah di Indonesia pada 27 November 2024.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda